WELCOME 3:)

LETS ROCK WITH THE WORLD
MAKING WORLD KNOW WHO US
and SHOWING REASON for OUR EXISTENCE

Total Pageviews

Saturday, February 5, 2011

Tagedi 65 (Pemuda, Pikirkan Renungkan Temukan dan Sembuhkan Luka)

Menyembuhkan Luka Sejarah
Refleksi Kaum Muda atas Tragedi 1965



Pemuda, Pikirkan Renungkan Temukan
dan Sembuhkan Luka




Rangkuman:
Tragedi 1965 merupakan luka yang menghiasi sejarah bangsa Indonesia. Terlebih lagi tragedi ini terjadi setelah kemerdekaan yang sudah diupayakan dengan susah payah tercapai. Namun sayangnya banyak orang yang masih belum mengetahui tragedi 1965 secara pasti. Banyak orang uga yang masih belum dapat melihat kejanggalan-kejanggalan dari tragedi 1965 ini. Tragedi 1965 memang sudah terjadi dan tidak mungkin dihilangkan. Namun tragedi 1965 dapat disembuhkan. Oleh karena itu dibutuhkannya peran segenap bangsa terutama pemuda dalam menyembuhkan luka ini. Dapat dimulai dari hal-hal kecil yang dimana akan mencegah munculnya sistem pemerintahan non-demokratis dan otoriter nantinya.




Tragedi 1965, suatu peristiwa yang sangat luar biasa yang pernah menghiasi sejarah bangsa Indonesia setelah kemerdekaan. Tragedi yang sangat kompleks, rumit, dan melibatkan berbagai pihak ini telah banyak menimbulkan korban. Terlebih lagi, korban-korban tersebut baru dapat diketahui sekarang-sekarang ini setelah sang diktator yang diduga-duga sebagai dalang utama tragedi tersebut turun dari kursi tertinggi. Sejak saat itulah kasus yang sebelumnya dipalsukan mulai terungkap kebenarannya.
Banyak orang mungkin yang masih awam dengan tragedi 1965. Mereka hanya mengetahui bahwa tragedi yang terjadi pada tahun 1965 itu adalah tragedi ketika Gerakan 30 September (G30S) datang dan menghabisi enam Jendral (ditambah juga dengan seorang Letnan Satu). Mereka hanya mengira bahwa tragedi itu hanyalah suatu tragedi yang didalang-dalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Letkol Untung sebagai pelaku utamanya. Padahal sebenarnya orang-orang yang mereka sebut-sebut sebagai pelaku hanyalah merupakan korban dari sebuah kepentingan politik seorang putra Indonesia.
Keinginan untuk menjadi pemimpin, keinginan untuk menjadi yang nomor satu, telah membutakan hati seorang yang memiliki kemampuan politik yang luar biasa yang terlahir di Indonesia yaitu Soeharto. Walaupun belum dapat dipastikan secara pasti, tapi jika ditinjau baik-baik dapat dilihat adanya peran campur tangan dari Soeharto dalam hal ini.
Kejanggalan sudah mulai dapat dilihat dari posisi para tokoh kunci dari Gerakan 30 September itu sendiri. Sebagaimana yang sering kita dengar bahwa G30S merupakan gerakan yang dilakukan PKI untuk membunuh dan menhancurkan lawan politiknya. Tetapi tidak terlihat adanya hubungan antara tokoh kunci G30S dengan PKI. Letkol Untung, Kolonel Abdul Latief dan Brigjen Soepardjo merupakan tokoh kunci dalam Gerakan 30 September, namun meraka bukan berasal dari PKI, melainkan dari Angkatan Darat. Selain dari kejanggalan tersebut kita dapat melihat berbagai kejanggalan lainnya. Kenapa jendral Soeharto yang memiliki pangkat Pangkostrad (Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat), dimana Pangkostrad merupakan posisi yang sangat penting dalam Angkatan Darat pada saat itu tidak dibunuh. Lalu dari masalah dugaan adanya pesta harum bunga oleh Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia) dimana dikatakan bahwa mata mereka dicongkel, penis mereka dipotong, dan tubuh mereka disayat-sayat tidak terbukti berdasarkan keterangan dari dokter Brigjen TNI dr Rubiono Kertapati (ketua tim dokter autopsi jenazah korban) dalam laporan visum et repertum-nya.
Hal diatas merupakan beberapa contoh kejanggalan dari versi-versi yang beredar sebelum pasca G30S dan selama masa pemerintahan Soeharto. Setelah Soeharto turun dari jabatan kepresidenan, versi lain dari tragedi ini (atau mungkin versi yang sebenarnya dari tragedi ini) mulai terungkap.
Dalam versi yang baru dikatakan bahwa sebenarnya G30S adalah gerakan yang dilakukan untuk membungkan para Jendral kontra revolusioner yang ingin mengadakan kudeta terhadap pemerintahan Presiden Soekarno. Ini terbukti dengan ditemukannya Dokumen Gilchrist. Dalam dokumen itu dikatakan mengenai rencana sebuah gerakan penggulingan Sukarno dengan bantuan, "our local army."
G30S dibentuk oleh para perwira progresif dimana Soeharto termasuk salah satu darinya. Oleh sebab itu Kolonel Abdul Latief telah melaporkan kepada Pangkostrad Soeharto sebelum melakukan penyerangan dan juga penyergapan, akan tetapi yang jadi pertanyaan mengapa Soeharto tidak melaporkan kepada Presiden Soekarno sebagai panglima tertinggi TNI ketika itu? Sedangkan gerakan itu dilakukan dalam rangka menyelamatkan kepemimpinan Soekarno.
Terlepas dari kejanggalan-kejanggalan tersebut, puncak dari semuanya adalah pembantaian massal orang-orang yang diduga sebagai oknum PKI dan juga masyarakat simpatisan PKI. Pembantaian dilakukan hampir diseluruh tempat di Indonesia. Lebih dari itu, pembantaian pasca G30S ini disebut-sebut sebagai pembantaian yang kedua terkejam setelah neonazinya Hitler dimana pada tragedi 1965 jumlah korban yang meninggal mencapai lebih dari 2 juta jiwa.
Pembantaian tersebut berasal dari keluarnya Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret). Supersemar adalah surat yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno dalam rangka untuk menenangkan keadaan politik Indonesia yang sedang panas dan kacau balau pada saat itu. Namun Soeharto menyalahgunakannnya dan menggunakannya sebagai senjata untuk menghabisi antek-antek PKI. Jika kita dapat menelusuri secara jelas sejarah-sejarah yang mulai terungkap, dapat dengan jelas tampak bahwa Gerakan 30 September dan pembantaian massal oknum PKI dan massa simpatisan PKI pada tahun 65-66 merupakan bagian dari rencana yang dikepalai oleh Pangkostrad Soeharto untuk menghancurkan lawan politiknya dan menggulingkan pemerintahan Soekarno. Walaupun belum ada sesuatu yang dapat memastikannya, tapi bukti-bukti yang ada telah menunjukkan kearah sana.
Tragedi 1965 sudah lama terlewati. Sekarang sudah terhitung 45 tahun sejak saat itu. Sudah saatnya pionir-pionir bangsa ini menyembuhkan luka-luka yang telah timbul di masa yang telah lalu. Memang benar bahwasanya tragedi tersebut menimbulkan luka yang sangat besar dalam sejarah hidup bangsa Indonesia, apalagi hal tersebut terjadi setelah kemerdekaan yang susah payah diperoleh telah tercapai. Namun dengan hanya mengenang akan sakitnya hal tersebut tidaklah cukup. Terdapat satu hal yang sangat essensial yang harus dilakukan yaitu menyembuhkan.
Menyembuhkan luka sejarah adalah tugas segenap penduduk bangsa ini terutama pemuda. Dapat dimulai dengan melakukan hal-hal yang kecil seperti mencoba berlaku adil sejak dini, berlaku fair, dan tidak tenggelam dengan keserakahan. Karena sesungguhnya bangsa ini kedepan akan dipimpin oleh kita, para pemuda yang ada saat ini. Melihat atau melakukan unjuk rasa secara baik-baik jika melihat adanya kejanggalan atau pelanggaran yang ada di pemerintahan Republik Indonesia ini juga dapat dilakukan. Unjuk rasa yang baik bisa dengan memberikan surat ke anggota DPR ataupun DPRD. Melihat sejak dini adanya bentuk Pemerintahan yang bersifar non-demokratis dan otoriter adalah salah satu hal yang paling baik untuk dilakukan agar mencegah terjadinya hal tersebut di kemudian hari.
Pemuda merupakan kunci suatu bangsa. Pemuda jugalah yang dapat memajukan suatu bangsa. Dengan adanya pemuda maka bangsa ini akan terus memiliki harapan untuk maju. Dengan pemuda jugalah bangsa ini dapat menyembuhkan luka-luka lama yang pernah menghiasinya. Sebagaimana kata bung Karno, “Berikanlah kepadaku sepuluh orang pemuda, maka aku akan mengubah dunia!”.








Lembar Pernyataan Orisinalitas Karya

Judul Naskah Essay : Pemuda, Pikirkan Renungkan Temukan dan Sembuhkan Luka
Nama Penulis/Peserta : Muhammad Shanan Asyi
Tempat dan Tanggal Lahir : Banda aceh, 30 Januari 1993
Pekerjaan : Mahasiswa
Domisili (Alamat Surat) : Jalan Raya bandung Sumedang Km 21 Kampus Unpad Jatinangor Bale 4, Jawa Barat, indonesia 45363
Alamat Email : shanan_az@yahoo.com
Telepon, Ponsel : 085277539788
Dengan ini saya menyatakan bahwa tulisan/naskah yang saya ikutkan adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah diikutkan dalam segala bentuk perlombaan serta belum pernah dimuat dimanapun. Apabila dikemudian hari terjadi tulisan/naskah saya tidak sesuai dengan pernyataan tersebut diatas, maka serta merta tulisan/naskah saya dianggap gugur. Pernyataan ii saya buat dengan sebenarnya.

No comments:

Post a Comment

Komentar yang banyak
Kritik dan saran diperlukan dalam pengembangan Blog ini agar menjadi lebih baik