WELCOME 3:)

LETS ROCK WITH THE WORLD
MAKING WORLD KNOW WHO US
and SHOWING REASON for OUR EXISTENCE

Total Pageviews

Sunday, November 18, 2012

BAB1 Lovely Dreamers, Art edition


  Bertiuplah angin dengan kencang ditemani oleh kelabunya awan. Di arah utara burung-burung berterbangan, bertukar posisi mereka, saling tolong-menolong, tidak pula mereka terjatuh.
                Jika orang bertanya filosofi apa yang paling indah, itulah filosofi burung. Saling berbagi dan tolong menolong lah mereka. Semuat lain lagi, bertukar antena merupakan kebiasaan, tidak mau kalah lebah, mereka bekerja untuk sang Ratu, pengorbanan diajarkan disini.
                Postur tubuh yang besar dan tinggi, itulah hal yang kupunyai di bawah langit yang kelabu ini. Menatap kejauhan disertai renungan, kadang kala aku bertanya,
                “Kemana aku harus melanjutkan sekolah?”
                Teman, kalau kalian mau tahu sebenarnya aku baru saja lulus SMP. Kemarin adalah hari pengumuman kelulusan UAN. Hari yang sangat ditunggu-tunggu. Hari yang mendebarkan dan menggairahkan.
******
                Berkumpulah para siswa hari itu di aula, takutlah mereka. Semua bertanya-tanya, akankah semua ini sia-sia?
                Dag, dig, dug, dag, dig, dug
                Keluarlah bunyi tersebut dari jantung para siswa.
                Was-was lah semua. Hingga datang seorang guru, pakaiannya putih, kumisnya panjang, secarik kertas tergenggam erat ditangannya. Berbagai mata tertuju padanya.
                “dag, dig, dug.”
            Ditempel lah tulisan itu olehnya, dag dig dug, tangannya terbuka sebagian, dag dig  dug. “Pengumuman kelulusan UAN MTsN Jambotape”, histerislah para siswa, dag dig dug, diangkatlah tangan yang menutupi kertas dan-

“Selamat siswa-siswi MTsN Jambotape, kalian lulus 100%“
Hening,
            Lalu
            “Uoooooooo.”

Mereka semua berteriak kegirangan. 3 Tahun bukanlah waktu yang pendek, dan itu tidak pula berakhir sia-sia.
                Di pagi hari terbangun untuk berangkat sekolah, malam hari lebih lagi, tugas menyertai, namun tiada yang sia-sia. Ini berbuah hasil. Tingkat kelulusan 100 % makin meningkatkan rasa bahagia yang muncul kali ini. Tiada terdengar sedikitpun tangis kesedihan melainkan tangis kebahagiaan yang membahana.
                Berdirilah aku dengan tatapan yang ksong, hitam, gelap. Tiba-tiba terdengar bunyian dari sebelahku.
                “Beli cat yuk.”
                Semua yang mendengar bunyi itu langsung merespon, bagaikan sinyal yang sudah lama dinanti,
                “Ayo.”
                Mirislah aku mendengarnya. Bukankah sujud syukur merupakan kegiatan yang paling utama saat ini?
                Berhamburanlah semua pionir itu menuju toko-toko, untuk membeli cat tentunya, 10 menit waktu yang dibutuhkan, lalu batang hidung pionir-pionir itu kembali terlihat. Kekacauan terjadi. Mereka mulai menyemprot satu sama lain, terjadilah perang, tidak ingin terlibat beberapa manusia, mereka mencoba mencari kebebasaan, namun, “Sroot.” Naas.
                Tidak ada yang berhasil selamat kecuali beberapa anak yang terjabah oleh takdir-Nya hari itu. Dan aku merupakan bagiannya. Aku memutuskan pulang.
                Di rumaha yang terlihat didalam pupil mataku yang telah mendapat akomodasi yang sesuai dari iris adalah warna putin. Bersallah ia dari kendaraan CRV. Ini mengartikan ayah sedang eksis dirumah.
****
                CRV si putih yang tetap setia menemani sang dokter, yaitu ayahku. Sesuai dengan jas putih yang dipakainya ketika menghadapi pasien, dalam rangka melaksanakan tugas Tuhan. Jika dihitung, ini mobil keenam.
                Mobil pertama adalah si merah, merknya Kijang. Hal itu berbarengan dengan spesialis kandungan yang diambil Ayah. Meinnnya masih lama dan sering meraung-raung dengan kasar. Tiga tahun lamanya dia bersanding dengan kami sebagai transportasi hidup. Lalu kami sekeluarga pindah ke Bannda Aceh. Jika kita berjalan di kota besar, tentu kita memesan taksi blue bird, dan mobilny adalah soluna, itulah mobil kami dulu. Itu mobil kedua ayah, benar-benar mewah, dulu.
                “Brrrrrrr.”
                Kijang, sesuatu yang terasa sangat buruk jadinya jika melihat suara soluna yang benar-benar halus. Sampai sekarang, si biru itu masih aktif digunakan, kini dia digunakan oleh pamanku dan masih merupakan satu-satunya di Aceh.
                Soluna bertahan cukup lama, jika kita menggunakan perhitungan Masehi, ada kurang lebih 2 tahun dia bersama. Dan seperti yang sudah diduga, menghampirilah kebosanan pada jiwa ayah. Dan momen puncaknya adalah ketika kami semua berlibur ke sabang. Bersinarlah mata ayah ketika melihat mobil-mobil sabang yang murah dan rupawan. RAV4 berwarna hijau berplat NA, itulah kendaraan ketiga pak dokter.
                Civic mobil keempat, kurang jelas apa sejarahnya, yang pasti ialah mobil keempat.
                Ketenaran ayah yang meningkat seiring dengan waktu membuat meningkatnya antusiasme pasien. Jika mengikuti teori kekayaan dokter, semakin banyak pasien maka semakin banyak uangnya. Uang ayah pun meningkat dan berinisiatiflah iya untuk membeli yang mewah.
                Muncullah si kelima, Audi namaya, erlok rupanya. Dipesan langsung dari Bandung, dan dibawa oleh sang paman menuju Aceh via Sumatra.Sama seperti Soluna, satu-satunya di Aceh. Tiap ia melintas dijalanan, tiada mata yang tidak meliriknya. Bagai memiliki kekuatan sihir tersendiri, mobil itu langsung menjadi primadona Aceh.
                Datanglah cobaan sebulan kemudian yang disebut tsunami, terenggutpula lah mobil itu. Civic juga menjadi korban pada peristiwa ini.
                Tidaklah terpukul ayah atas kejadian itu, bukankah seluruh keluarganya selamat? Harta benda hanya titipan, dia kembali kepada yang punya, berapaun harganya.
                Tentu ayah tidak tinggal diam, mencarilah ia pengganti Audi dan itulah si putih yang ayah miliki kini. CRV. CRV kini menjadi icon ayahku, setiap orang melihat CRV, dapat dipastika dr. Franky didalamnya.
******
                Didalam rumah ayah terlihat, bertanyalah ia tentang kelulusan,
                “Lulus bang?”
                Tanyanya gentle.
                “Lulus yah.” Dia menyalamiku dan aku juga menarik kesimpulan paa momen ini. Kebahagiaan anak adalah kebahagiaan ortu.

Wednesday, November 14, 2012

Tersesat dalam dunia di luar idealisme

Hari ini aku terpaku dan terdiam. membisu dan membeku. Aku kini sadar bahwa makna hidup berbeda-beda bagi tiap insan.

TIap orang berlari pada rodanya masing-masing. Tiap orang berlari diatas putaran mimipinya lalu ketika dia mendapatkannya, bukankah hal tersebut yang disebut dengan sukses.

Aku ingat ketika dulu aku baru masuk ke sekolah itu, semuanya hampa. Aku melihat berbagai orang luar biasa, dan sayangnya aku hanya menjadi penonton.

Lalu takdir Tuhan pun mengubahku, berbagai inspirasi datang, motivasi muncul, hingga aku bisa berdiri sekarang.

Sekarang aku berada pada FK terhebat se-Indonesia, disertai mahluk super jenius dari seluruh Indonesia. Jika melihat kebelakang kepada aku yang hanya seonngok daging dulu, bukankah ini adalah akumulasi dari berbagai Usaha dalam mewujudkan mimpi.

Namun sayangnya teman, mimpi bisa berubah. Jiwa manusia bukan hanya sesuatu yang monoton. Manusia bukanlah robot. Dia memiliki poros yang tak terkendali namun dikontrol. Dikontrol oleh yang diatas.

Namun apakah jika mimpi berubah berarti kita tidak konsisten? tentu tidak. Manusia adalah isan pembelajar yang luar biasa. Mereka akan mencari idealisme terbaik dalam hidup mereka, dan itu berlangsung dalam kurun waktu yang lama, bahkan seumur hidup mereka. Maka jalanlah dijalan yang telah ditetapkan oleh tuhanmu yang akhirnya menjadi tersadar olehmu.

Seharusnya kita dapat berpikir bahwa seberapapun tebok yang menghadang, manusia diperkeannkan untuk mendakinya. Bukankah manusia diberikan otak untuk berpikir? Bukankah manusia diciptakan kaki dan tangan untuk banyak manfaat? Memberi? Dan dalam kasus ini mendaki.

Ingat teman. terus lah cari idealisme anda sendiri, seberapapun tersesatnya anda saat ini, karena nanti jika waktunya tiba maka yang timbul adalah harmoni.

Monday, November 12, 2012

GENOS: Olimpiade


Hari itu aku berjalan Hampa
Terdiam Hampa
Di dalam sekolah Hampa

Apakah tujuanku?
Hidup?Lalu untuk apa aku hidup?

Hingga suatu hari aku hidup dalam banyak sinar
Sinar Inspirasi
Muncul dari sekolah yang mengeandung berjuta Inspirasi

Aku tersadar
Aku bergerak
Akhirnya aku sadar bahwa arti hidup adalah mengejar mimpi dan cita-cita

Terus berusaha menggapainya walaupun jutaan orang menghadangnya
Terus berusaha meraihnya walaupun jutaan asa menyelimuti

Orang-orang menyadarkan aku
Dan kini aku sadar
Aku berusaha

Setiap malam ku kini adalah Buku
Perjuangan meraih mimpi itu
Tidur ku buku
Sarapanku buku

Orang-oang bertanya dan menertawakan, tapi aku tidak peduli
Aku pasti membuktikannya
Kepada berjuta orang yang meremehkanku
Kepada milyaran orang yang tidak mengerti aku mimpi

Hingga hari itu datang
Dan disana dikatakan akulah pemenangnya
Dia mengangguk
Dia ikut tersadar