WELCOME 3:)

LETS ROCK WITH THE WORLD
MAKING WORLD KNOW WHO US
and SHOWING REASON for OUR EXISTENCE

Total Pageviews

Friday, May 27, 2011

Progres Pengembanagn Diri 2

Progress Pengembangan Diri
Senat Mahasiswa Periode 2011

Hello, world! 
Hari ini saya, Muhammad Shanan Asyi yang merupakan anggota Seksi Hubungan Luar SeMA FKUP
Akan menceritakan perkembangan diri saya selama sebulan terakhir ini!
Sejauh apa saya berkembang? Hmm, gak usah penasaran lebih jauh lagi ; lets cekidot..!!

I. Kegiatan saya di Senat dan selain Senat selama sebulan terakhir
Nama organisasi (sesuai prioritas) Posisi / jabatan di organisasi Kegiatan / tugas Menurut saya, kualitas kinerja saya..
tepat waktu / tidak
(ya / tidak) kualitas hasil kinerja
( skala 1 – 10)
1. HUBLU LO ISMKI 1. Rapat intensif LKMM

2. Temu alumni dan SC LKMM

3. Rekrut anggota LKMM

4. Publikasi acara-acar ISMKI via FB

5. Nanyain peminjaman ruang untuk LKMM
ya 8
2. Medicinus Editor 1. Rapat kepengurusan

2. Wawancara kang Ribonk untuk medicinus

1. ya 9
3. SRC 1. Publikasi acara ISMKI ke FB 6
4. SCORE Ketua Acara SGP II 1. Publikasi acara ISMKI ya 8
5. MEDICAL ISLAMI DKM (MEDIS) Staff 1. Rapat rutin mingguan/harian
2. Kajian mingguan/harian
3. Pemateri dalam acara DORLAND
4. Mencari tugas dan bahan-bahan
5. Panitia DORLAND ya 10
6. KAMUS 2010 Staff Media Massa 1. Rapat rutin harian
2. PJ Mading Kamus
3. Membuat Mading Kamus ya 6
7. TMA Calon 1. Ikut Pendas
2. Ikut binjas ya 6
II. Kegiatan saya di kepanitiaan selama sebulan terakhir
Nama acara
& organisasi yg menyelenggarakan

Posisi / jabatan di kepanitiaan Kegiatan
Menurut saya, kualitas kinerja saya..
tepat waktu / tidak
(ya / tidak) kualitas hasil kinerja
( skala 1 – 10)


DORLAND PEMATERI dan PANITIA Memberikan materi pada ta’lim dan juga mengkaji pada kajian
ya 7


LKMM KOOR LOGISTIK Koordinir Logistik, cari peserta, peminjaman ruangan

ya 7




Olymphiart PJ Tennis Rapat eval, rapat penutupan, ngisi LPJ tidak 6
III. Seminar / pelatihan yg saya ikuti selama sebulan terakhir
Nama seminar/ pelatihan Tanggal Manfaat/ skill yang saya dapatkan

Mendapatkan banyak ilmu dan melatih jasmani



Banyak mendapatkan ilmu untuk Tarbiyah

Banyak ilmu Islam yang didapat
1. TMA
2 minggu awal Mei
2 SCOT
25, 27, 28 mei
3 MABIT

Jum’at 20 mei
IV. Menurut saya, prestasi / pengembangan diri/ skill yang berhasil saya capai bulan ini dan patut mendapatkan apresiasi dari diri saya sendiri :
No Prestasi/ pengembangan diri atau skill Prestasi/ pengembangan diri atau skill ini layak diapresiasi, karena …
1
2







Ilmu medis dari TMA
Ilmu Tarbiyah dari SCOT Bermanfaat buat diri sendirir dan orang banyak, bisa menolong orang banyak
Bermanfaat untuk mentoring














V. Menurut saya, secara umum, kinerja saya di Kepengurusan Senat Mahasiswa bulan ini :
a. sangat memuaskan
b. memuaskan
b. cukup
d. kurang memuaskan

 alasan saya memilih opsi tersebut, karena dilihat dari kinerja saya satu bulan terakhir ini memuaskan

VI. Menurut saya, satu bulan terakhir ini saya merasa tidak ada masalah, mampu dalam membagi waktu antara akademik dan organisasi.

 mampu , tidak kesulitan.
seimbang, mengerjakan tugas akademik (LI,membaca & mengerjakan tugas) sekaligus melaksanakan amanah organisasi dengan maksimal.

 belum mampu, kesulitan.
keteteran/ kewalahan, belum bisa mengatur waktu, pengerjaan tugas belum maksimal.

Alasannya? mohon dijelaskan 






VII. Sungguh, selama satu bulan di senat ini, saya merasa :
 terkembangkan
 biasa saja
 belum terkembangkan
dengan bergabung di Senat Mahasiswa.
Dengan alas an banyak soft skill yang saya dapatkan
VIII. Saya merasa ……
 nyaman  belum nyaman
 cocok  belum cocok
 senang  belum senang
 lainnya ………………………………………...........................................
selama berada di seksi saya.
Alasannya seksi saya rukun, damai, aman, adil, tentram, dan sangat cocok bagi saya
IX. Menurut saya, kondisi internal seksi saya bulan ini sangat baik




Harapan saya akan seksi saya teruslah berkembang





X. Harapan untuk pengembangan diri saya sendiri ke depannya (misalnya : skill apa yg ingin dimiliki, target pribadi apa yg ingin dicapai, apa yg perlu diperbaiki dari diri, dsb) harus jauh lebih baik dan lebih mendalami lagi semuanya








XI. Harapan saya untuk Senat Mahasiswa FK Unpad 2011
a. Secara Organisasi
Harus jauh lebih baik





b. Secara Kegiatan
Harus jauh lebih aktif dan ditingkatkan kinerjanya




XII. Saran dan Kritik untuk Senat Mahasiswa FK Unpad 2011 
Teru mengembangkan diri dan jangan takut gagal ^^










Sekian progress pengembangan diri saya sampaikan. Progress pengembangan ini saya tuliskan dengan sejujur-jujurnya dan sejelas mungkin.

Jatinangor, 5 Mei 2011




Muhammad Shanan Asyi
(Ttd & Nama jelas )

Progres Pengembanagn Diri 1

Progress Pengembangan Diri
Senat Mahasiswa Periode 2011

Hello, world! 
Hari ini saya, Muhammad Shanan Asyi yang merupakan anggota Seksi Hubungan Luar SeMA FKUP
Akan menceritakan perkembangan diri saya selama sebulan terakhir ini!
Sejauh apa saya berkembang? Hmm, gak usah penasaran lebih jauh lagi ; lets cekidot..!!

I. Kegiatan saya di Senat dan selain Senat selama sebulan terakhir
Nama organisasi (sesuai prioritas) Posisi / jabatan di organisasi Kegiatan / tugas Menurut saya, kualitas kinerja saya..
tepat waktu / tidak
(ya / tidak) kualitas hasil kinerja
( skala 1 – 10)
1. HUBLU LO ISMKI 1. Wawancara Pinkan Lavanda

2. Rapat Harian / Mingguan

3. Rapat LKMM Wil

4. Nyari Info Temilnas

5. Publoikasi Temilnas via FB ya 8
2. Medicinus Staff 1. Nulis untuk WDK2

2. Nulis untuk WDK 3

3. Rapat Harian/ Mingguan

4. Membahas WDK dan Medicinus

5. Ikut Pendas (Anamnesis 1)

6. Ikut Pendas (Anamnesis 2)

7. Membuat tugas dari Teh alma 1. ya 9
3. SRC 1.Ikut Pendas

2. Sudah menjadi staff
3. Jadi surveyor ya 6
4. SCORE Ketua Acara SGP II 1. Rapat rutin/harian
2. Buat video untuk outcoming
3. Rapat SGP 1
4. Jadi ketua acara seksi SGP 1
5. Membagikan selebaran-selebarab yang penting ya 8
5. MEDICAL ISLAMI DKM (MEDIS) Staff 1. Rapat rutin mingguan/harian
2. Kajian mingguan/harian
3. Penampilan dalam acara SKIM Yogurt
4. Mencari tugas dan bahan-bahan ya 10
6. KAMUS 2010 Staff Media Massa 1. Rapat rutin harian
2. Mencari tugas dan materi untuk buletin ya 6
7. UKM Pimpong PJ 2010 1. Jarkom untuk anak-anak 2010
2. Kegiatan main pimpong rutin serta menyimpan bola dan juga peralatan lainnya tidak 6
II. Kegiatan saya di kepanitiaan selama sebulan terakhir
Nama acara
& organisasi yg menyelenggarakan

Posisi / jabatan di kepanitiaan Kegiatan
Menurut saya, kualitas kinerja saya..
tepat waktu / tidak
(ya / tidak) kualitas hasil kinerja
( skala 1 – 10)


OLYMPHIART PJ ACARA TENNIS
Mengkoordinir semua kegiatan pada lomba tennis

ya 7


OLYMPHIART PJ ANGKATAN PINGPONG Mengkoordinir pemilihan pemain, seleksi, dan pelatihan serta perlombaan pada angkatan 2010 baik putra maupun putri.


ya 7




SCORE GOES PUBLIC 1 KETUA SEKSI ACARA MENGKOORDINIR SEMUA JALANNYA KEGIATAN ACARA ya 8
III. Seminar / pelatihan yg saya ikuti selama sebulan terakhir
Nama seminar/ pelatihan Tanggal Manfaat/ skill yang saya dapatkan

Dapat melakukan hipnoterapi yang baik bagi kesehatan fiksik dan jiwa




Dapat menghipnosis untuk hiburan dan juga memperlihatkan kekuatan alam bawah sadar


Dapat lebih mengenal diri dan bersyukur, Mengetahui bagaimana caranya menyaring ilmu, Senam yang digarap dari gerakan shalat
1 ART OF HYPNOTERAPHY

1 Mei 2011
2 ART OF HYPNOSIS

30 April 2011
3 MYELIN

24 April 2011
IV. Menurut saya, prestasi / pengembangan diri/ skill yang berhasil saya capai bulan ini dan patut mendapatkan apresiasi dari diri saya sendiri :
No Prestasi/ pengembangan diri atau skill Prestasi/ pengembangan diri atau skill ini layak diapresiasi, karena …

1









Hypnosis
Hypnoterapy
Senam Shalat Bermanfaat buat diri sendirir dan orang banyak















V. Menurut saya, secara umum, kinerja saya di Kepengurusan Senat Mahasiswa bulan ini :
a. sangat memuaskan
b. memuaskan
b. cukup
d. kurang memuaskan

 alasan saya memilih opsi tersebut, karena dilihat dari kinerja saya satu bulan terakhir ini memuaskan

VI. Menurut saya, satu bulan terakhir ini saya merasa tidak ada masalah, mampu dalam membagi waktu antara akademik dan organisasi.

 mampu , tidak kesulitan.
seimbang, mengerjakan tugas akademik (LI,membaca & mengerjakan tugas) sekaligus melaksanakan amanah organisasi dengan maksimal.

 belum mampu, kesulitan.
keteteran/ kewalahan, belum bisa mengatur waktu, pengerjaan tugas belum maksimal.

Alasannya? mohon dijelaskan 






VII. Sungguh, selama satu bulan di senat ini, saya merasa :
 terkembangkan
 biasa saja
 belum terkembangkan
dengan bergabung di Senat Mahasiswa.
Dengan alas an banyak soft skill yang saya dapatkan
VIII. Saya merasa ……
 nyaman  belum nyaman
 cocok  belum cocok
 senang  belum senang
 lainnya ………………………………………...........................................
selama berada di seksi saya.
Alasannya seksi saya rukun, damai, aman, adil, tentram, dan sangat cocok bagi saya
IX. Menurut saya, kondisi internal seksi saya bulan ini sangat baik




Harapan saya akan seksi saya teruslah berkembang





X. Harapan untuk pengembangan diri saya sendiri ke depannya (misalnya : skill apa yg ingin dimiliki, target pribadi apa yg ingin dicapai, apa yg perlu diperbaiki dari diri, dsb) harus jauh lebih baik dan lebih mendalami lagi semuanya








XI. Harapan saya untuk Senat Mahasiswa FK Unpad 2011
a. Secara Organisasi
Harus jauh lebih baik





b. Secara Kegiatan
Harus jauh lebih aktif dan ditingkatkan kinerjanya




XII. Saran dan Kritik untuk Senat Mahasiswa FK Unpad 2011 
Teru mengembangkan diri dan jangan takut gagal ^^










Sekian progress pengembangan diri saya sampaikan. Progress pengembangan ini saya tuliskan dengan sejujur-jujurnya dan sejelas mungkin.

Jatinangor, 5 Mei 2011




Muhammad Shanan Asyi
(Ttd & Nama jelas )

LPJ Tennis Olymphiart

X.I. Penanggung Jawab Lomba Vocal Group
I. Pendahuluan
Lomba Tenis diadakan rutin pada setiap pelaksanaan olymphiart, hal ini karena olymphiart ingin menyentuh sisi olah raga, seni, dan ilmu pengetahuan. Diketahui mahasiswa kedokteran banyak yang mempunyai bakat-bakat dalam bidang olahraga, sehingga diadakannya lomba tenis ini. Diharapkan kedepannya para peserta dan pemenang dapat menjadi menghasilkan prestasi dalam bidan interfakultas maupun ineruniversitas bahkan menjadi atlit nasional dan Internasional.
II. Keanggotaan
1. M. Shanan Asyi : Penanggung jawab seksi Acara Tennis
2. Tri Karyadi : Wakil Penanggung Jawab Seksi Acara Tennis
3. Gracia Renita Natasha : PJ 2010
4. Rangga Arya : PJ 2010
5. Endi : PJ 2009
6. Omas : PJ 2008
7. Jessica Nadya : PJ 2007
8. Reihan : Anggota seksi logistik
9. Ester : Ketua seksi konsumsi
10. Detti Fahmiasari : P3K

III. Persiapan
Dimulai dari Technical Meeting dengan peserta. Technical Meeting ini dihadiri oleh koordinator lomba dari setiap angkatan untuk membahas mengenai peraturan. Selain itu pada Technical Meeting Tennis sendiri untuk pengundian siapa dan kapan bermain.
Menyewa lapangan di BGG sebanyak dua lapangan. Dua orang wasit dan juga dua orang ball boy. Peminjaman bola dari logistik.

IV. Pelaksanaan
• Lomba Tenis dilaksanakan dengan sistem kontingen (angkatan)
• Angkatan terdiri dari seorang single putra, single putri, dan ganda campur.
• Pertandingan menggunakan sistem turnamen, dimana angkatan yang kalah dinyatakan gugur.
• Pertandingan hanya terdiri dari 1 set.
• Jika terdapat poin yang sama pada pertandingan 6-6, maka akan diadakan tie break.
• Pelaksanaan Lomba Tenis berlangsung di lapangan Tenis BGG pukul 08.00 – 10.00 pada hari sabtu dan minggu (16-17) April untuk penyisihan dan final.
• Pelaksaanaan Lomba Tenis terdiri dari dua orang juri serta dua ball boy.
• Bola disediakan oleh seksi logistik. Terdapat konsumsi dari seksi konsumsi
• Adapun Waktu pelaksanaan:
Hari/Tanggal : Sabtu, 16 April 2011
Waktu : 08.00-10.00
Acara : Babak Penyisihan / Semifinal
Tempat : Tennis Court BGG
Peserta : Man Single, Mixed Double, Woman Single dari tiap angkatan.

Hari/Tanggal : Minggu, 17 April 2011
Waktu : 08.00-10.00
Acara : Babak Final
Tempat : Tennis Court BGG
Peserta : Man Single, Mixed Double, Woman Single dari tiap angkatan.



V. Faktor pendukung
1. SDM yang cukup memadai
2. dukungan dari mahasiswa senior dan dosen
3. Konsumsi pada hari pertama
4. P3K dan Logistik
5. Keberadaan DC

VI. Faktor penghambat
1. Masalah transportasi 2010
2. Pada penyisihan, peserta banyak yang telat dan belum memberikan list pemain pada waktu yang ditentukan
3. Konsumsi hari kedua tidak datang
VII. Evaluasi dan saran
1. perhatikan dan pertimbangkan faktor konsumsi
2. Peserta harus lebih disiplin dan tepat waktu

VIII. Penutup
Lomba Tennis berlangsung dengan baik dan tertib. Diharapkan kedepannya bisa lebih baik lagi dan dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi kali ini.


IX. Lampiran
TOURNAMENT TENNIS
OLYMPHIART 2011

1. 2008 vs 2010 win 2008 (penyisihan)
2. 2007 vs 2009 win 2007 (penyisihan)
3. 2009 vs 2010 win 2009 (3rd rank)
4. 2007 vs 2008 win 2007 (final)


RANK TENNIS
OLYMPHIART 2011

1. 2007
2. 2008
3. 2009
4. 2010




Muhammad Shanan Asyi
NPM. 1301.1010.0008

Plasenta Abruptio

Plasenta Abruptio
Definisi: pemisahan dini plasenta yang telah berkembang penuh.
Risk factor: preeclampsia, PROM, merokok, etc.
Etiologi
Masih sulit untuk dijelaskan, tetapi hal ini memiliki banyak faktor predisposing dan precipitating. Jika sudah terjadi, kemungkinan terjadi lagi adalah 10-17 persen, jika sudah dua kali lebih dari 20 %. Hipertensi berasosiasi dengan kemungkinan terjadi sebanyak 50%. Terdiri dari chronic hipertension dan pregnancy induced hypertension. Other predisposing factors include advanced maternal age, multiparity, uterine distention (eg, multiple gestation, hydramnios), vascular disease (eg, diabetes mellitus, systemic lupus erythematosus), thrombophilias, uterine anomalies or tumors (eg, leiomyoma), cigarette smoking, alcohol consumption (> 14 drinks per week), cocaine use, and possibly maternal type O blood.
Penyebab precipitating dari placenta sangat jarang ditemukan. Ini terdiri dari Circumvallate placenta, trauma (eg, external or internal version, automobile accident, abdominal trauma directly transmitted to an anterior placenta), sudden reduction in uterine volume (eg, rapid amniotic fluid loss, delivery of a first twin), abnormally short cord (usually only a problem during delivery, when traction is exerted on the cord as the fetus moves down the birth canal), and increased venous pressure (usually only problematic with abrupt or extreme alterations) are included in this category.
Pathopisiology
Beberapa mekanisme diperkirakan penting dalam patophysiologi. Salah satunya vascular injury yang menyebabkan vascular rupture pada desidua basalis, bleeding, dan juga pembentukan hematoma. Salah satu penyebabnya adalah kenaikan tekanan vena yang menyebabkan memisahnya plasenta.
Faktor mekanik yang menyebabkan pemisahan premature sangat jarang (1-5%). They include transabdominal trauma, sudden decompression of the uterus, such as with the delivery of a first twin or rupture of the membranes in hydramnios, or traction on a short umbilical cord.
Mekanisme lain yang memungkinkan adalah pembentukan coagulation cascade. Ini dapat terjadi sebagai contoh trauma yang menyebabkan keluarnya tissue trombhoplastin yang dapat menyebabkan terbenytuknya clot formation pada placenta pool. Placental abruption terjadi karena terjadinya pendarahan pada decidua basalis.
bekuan ini menekan plasenta yang berdekatan. Nonclotted darah program dari situs cedera. Pada perdarahan tersembunyi, efusi ini mungkin benar-benar ditahan di belakang margin plasenta, belakang lampiran membran ke dinding rahim, atau di belakang bagian dekat diterapkan presentasi janin. Darah dapat pecah melalui membran atau plasenta dan mendapatkan akses ke cairan ketuban (dan sebaliknya). Gangguan jaringan dengan pendarahan mungkin mengizinkan perdarahan maternofetal, perdarahan Fetomaternal, perdarahan ibu ke dalam cairan ketuban, atau embolus cairan ketuban, tergantung pada area terganggu dan perbedaan relatif mereka tekanan.

perdarahan tersembunyi lebih mungkin untuk dihubungkan dengan detasemen plasenta lengkap. Jika margin plasenta tetap patuh, pemisahan plasenta pusat dapat mengakibatkan pendarahan yang masuk dinding rahim. tetany rahim mungkin mengikuti. Kadang-kadang, hasil perdarahan luas intramyometrial dalam rahim Couvelaire uteroplasenter pitam-apa yang disebut, sebuah keunguan dan tembaga berwarna, ecchymotic, organ indurated yang mungkin kehilangan kekuatan kontraktil karena gangguan dari bundel otot.

Dalam kasus yang lebih parah pemisahan, mungkin ada sejumlah klinis signifikan LPS terkait dengan menipisnya fibrinogen dan trombosit serta faktor-faktor pembekuan lain. Ibu kemudian dapat mengembangkan diatesis hemoragik yang dimanifestasikan oleh petekiae luas, perdarahan aktif, syok hipovolemik, dan kegagalan mekanisme pembekuan normal. Selain itu, deposit fibrin dalam kapiler kecil (bersama dengan kerusakan vaskular hipoksia shock) dapat mengakibatkan komplikasi berpotensi mematikan, termasuk pulmonale cor akut, nekrosis kortikal dan tubular ginjal, dan infark anterior hipofisis (Sindrom Sheehan).

Kemungkinan hipoksia janin dan kematian janin tergantung pada jumlah dan durasi pemisahan plasenta dan, dalam kasus yang parah, hilangnya sejumlah besar darah janin.
S&S: vaginal bleeding, uterine tenderness, fetal distress.
Placenta Previa
Definisi: placenta terletak pada atau dekat dengan internal os.
Etiologi

Kejadian plasenta previa meningkat dengan multiparitas, usia lanjut, dan kelahiran sesar sebelumnya. Dengan demikian, faktor-faktor etiologi yang mungkin terjadi adalah bekas luka atau vascularized endometrium buruk di korpus, plasenta besar, dan bentuk-bentuk abnormal placentation seperti lobus succenturiate. Kejadian plasenta previa sedikit lebih tinggi pada kehamilan ganda. Sebuah tiga kali lipat bekas luka bedah sesar kejadian plasenta previa. Faktor lain yang mempengaruhi adalah meningkat daerah permukaan plasenta tertanam di segmen bawah rahim, mungkin karena jaringan yang kurang cocok untuk nidation.

Perdarahan pada plasenta previa mungkin karena salah satu penyebab berikut: (1) pemisahan mekanik plasenta dari implantation site, baik selama pembentukan segmen bawah rahim atau selama penghapusan dan dilatasi leher rahim selama labor, atau sebagai hasil manipulasi intravaginal, (2) placentitis, atau (3) pecahnya vena lakedalam desidua basalis yang telah menjadi penuh dengan darah vena.
Jenis: totalos int sepenuhnya tertutupi; partialhanya sebagian tertutupi; marginalada pada ujung int os; low-lying: di uterus bagian bawah, plasenta tidak ada pada ujungnya, tapi mendekati.
Placenta Accreta
Definisi: abnormalitas perlekatan plasenta pada uterus.
Jenis: accretemenempel pada myometrium; incretamenginvasi myometrium; percreta: penetrasi menembus myometrium.
Desidua endometrium merupakan barier atau sawar untuk mencegah invasi villi plasental ke miometrium uterus. Pada plasenta akreta, tidak terdapat desidua basalis atau perkembangan tidak sempurna dari lapisan fibrinoid. Jaringan ikat pada endometrium dapat merusak barier desidual, misalnya skar uterus sebelumnya, kuretase traumatik, riwayat infeksi sebelumnya dan multiparitas. Klafisikasi:
o Plasenta inkreta - invasi ke miometrium
o Plasenta prekreta - invasi ke serosa uterus atau organ yang berdekatan seperti kandung kemih.
Diagnosis
Pada kala III persalinan plasenta belum lahir setelah 30 menit dan perdarahan banyak, atau jika dibutuhkan manual plasenta dan sulit.
Antenatal dengan USG: hilangnya zona hipoekoik normal miometrium antara plasenta previa anterior dan serosa uterus, penipisan area fokal atau terputusnya kesinambungan ekhodens serosa uterus dan dinding posterior kandung kemih, massa nodular plasenta meluas ke serosa uterus, gambaran vaskular yang menonjol dalam parenkim plasenta.
Uterine Ruptur
Definisi
Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan dengan atau tanpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin.
Prinsip Dasar
Insiden 0.7% dalam persalinan
Faktor risiko, termasuk riwayat pembedahan uterus, hiperstimulasi uterus, multiparitas versi internal atau ekstraksi, persalinan operatif, CPD, pemakai kokain.
Klasifikasi:
o Inkomplit, tidak termasuk peritoneum
o Komplit, termasuk peritoneum visceral
o Dehisens, terpisahnya skar pada segmen bawah uterus tidamencapai serosa dan jarang menimbulkan perdarahan banyak.

Prognosis dan Diagnosis Neonatal Sepsis

PROGNOSIS and DIAGNOSIS
Complication and Prognosis:
- Related with Inflammatory process
- Bersamaan dengan neonatal problem
Include: Endocarditis, Septic Emboli, Abscess formation, septic joint with residual disability,dan osteomyelitis dan bone destruction. Recurrent bacterimia may occur in fewer than 5 % patient. Candidemia dapat enyebabkan vasculitis, endocarditis, dan endopthalmitis as well as abscess in the kidney, liver, lungs, dan brain.
Mortality rate neonatal sepsis sekitar 20 %dapat berupa septic shock, DIC, dan organ failure. Fatality rate pada neonatal bacterrial meningitis antara 20 dab 25 %. Contoh komplikasi meningitis termasuk, vebtriculitis, cerebritis, dan brain abscess.
Diagnosis:
Biasanya yang menaandakan terjadinya infeksi: primary respiratory disorde, cardiac disease, CNS injury, anemia, and metabolic abnormalities usually include infection.
Serologic screening test untuk treponema palidum, rubella, dan hepatitis B virus. Maternal culture juga diambil pada N. Gonorheae, GBS, Herpex siimplex, dan Chlamydia.
Pemeriksaan USG, jika ada terjadinya pertumbuhan yang terhamabat. Lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan darah fetal. Biasanya dilakukan Cardocentesis untuk melihat total dari IGM asssay. Normal fetal IGM level lebih kecil dari pada 5 mg/dL. Specific IGM test tersedia untuk CMV, T. P_allidum. Dan toxoplasmosis.
Jika hasilnya mengarah kepada adanya infeksi oleh spesifik pathogen, Akan digunakan kultru melalui amniocentesis.
Pneumonia agak sulit dilakukan karena jaringan paru2 tidak dapat diidentifikasi dengan mudah. Pada bagian atas saluran pernjafasan mungkin dilakukan, tetapi agak sulit karena bronscope dapat terkontaminasi dengan udara. Yang paling reliable adalah dengan memeriksa pleural fluid, dan darah..
Untuk mendeteksi meningitis dilakukan pengambilan pada cerebrospinal fluid. 70-85 % neonatal dengan meningitis memiliki hasil yang positif dengan blood culture.
Head USG berfungsi untuk mendeteksi ventriculitis dan brain abscess.
Peningkatan neutrofil dapat mengindikasikan infeksi oleh bakteri, Thrombocytoenia bukanlah indikator yang spesifik untuk infeksi. Untuk mengecek adanya inflammatory process dilakukannya pengukuran ESR, CRP, Haptoglobin, Fibrinogen, nitroblue tetrazolium dye, IL-6 dan leukosite alkaline phospatase

APGAR SCORE

APGAR SCORE

Apgar Score adalah clinical identification untuk melihat neonatal yang membutuhkan resusitasi. Resiko kematian infant adalah 1 : 5000 dalam PGAR SCORE 7-10. Resiko kematian 1:4 dalam APGAR SCORE 3 kebawah. Apgar SCORE biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya newborn Asfiksi dan juga masalah-masalah saraf. Tapi nilai APGAR yang rendah sangat jarang terjadi. Di Amerika, hanya 1,6 % bayi yang memiliki nilai apgar dibawah 7. Di Swedia kejadian ScORE APGAR dibawah 3 adalah 2 per 1000 kelahiran (1988-1997).
APGAR SCORE interpretatuion.
1. Karena APGAR SCORE menghitung bagian tubuh yang mature, sehingga dinyatakan bahwa yang bernilai rendah adalah mereka yang immature.
2. Biasanya disebabkan oleh Fetal Malformation, Maternal Medication, dan Infection. Yang berujung kepada Hipoxia.
3. Kecenderungan untuk terdapat terjadainya kerusakan saraf di masa depan meningkatn selama 10, 15, dan 20 menit.
4. APGAR SCORE rendah tidak langsung mengindikasikan Hipoxia sebagai hasil dari Cerebral Palsy. Harus dilakukan pemeriksaan lanjutan. 1. {Profoun Acidemia with cord artery blood PH <7 and acid base deficit => 12 mmol/L. Apgar SCORE 0-3 bertahan selama 10 menit atau lebih. 3. Masalah neurologis seperti seizure, coma, hypotonia. 4. Multysistem organ Dysfunction: cardiovaskular, gastrointestinal, hematological, pulmonary, or renal.

Wawancara Kang Ribonk

Assalmualaikum. Siapa sih yang gak kenal kang Ribonk, ketau Senat periode 2009-20010dan juga ketua departemen kekeluargaan angkatan 2007. Buletin WDK minggu ini berkesempatan mewawancara kang ribonk tentang “ cinta sama angkatan”. Berikut hasil wawancaranya:
Menurut kang Ribonk bagaimana sih kondisi kekeluargaan angkatan 2007?
Angkatan 2007 itu adalah tipe angkatan yang variatif, ada yang pendiem, ada yang belajar terus, ada yang suka main. Terus angkatan 2007 itu memiliki ketua angkatan yang kompatibel. Angkatan 2007 juga sangat solid, tetapi tidak dipertontonkan, melainkan lebih ke arah rasa dari individu pada masing-masing angkatan.
Bagaimana strategi departemen kekeluargaan untuk meningkatkan kesolidan angkatan?
Wah macam-macam yaaa. Bsa dengan dilakukannya berbagai acara seperti, “saung 2007”, sahur bareng, doa bersama, ngumpul-ngumpul dan foto bareng.
Apa sih definisi cinta terhadap angkatan menurut kang Ribonk?
Cinta terhadap angkatan itu mengenal, peduli, dan saling membantu. Jadi cinta terhadap angkatan itu adalah mencitai tiap-tiap individu di dalam angkatan.
Menurut kang ribonk penting gak cinta terhadap angkatan?
Cinta terhadap angkatan itu penting selama dalam porsinya. Kalau terlalu berlebihan itu tidak baik. Contohnya terlalu fanatik, dsb.
Apa sih pengaruh Olymphiart terhadap angkatan?
Olimphiart membuat orang yang dulunya kurang dekat menjadi saling dekat. Contohnya anak yang suka main jadi dekat dengan dengan anak yang rajin belajar.
Seberap cinta sih kang ribonk sama angkatan?
Kalau dihitung dengan skala 1-10, saya memilih 9,5. Saya cinta terhadap angkatan karena angkatan saya angkatan yang kondusif, organisator, menguasai kesenian, menguasai bidang akademik, dan sebagainya yang menandakan kelengkapan dan variatifnya angkatan.
Yaa demikianlah hasil wawancara dengan kang Ribonk, semoga bermanfaat guyss ^^ !!
Profil singkat:
Nama: Arri Raditya
TTL: Bandung, 3 Maret 1989
Alamat: Puri Indah, Bandung
Riwayat pendidikan: TK YWKA 1 Bandung
SD YWKA 1 Bandung
SMPN 5 Bandung
SMAN 3 Bandung
Fakultas Kedokteran UNPAD.

Treatment Infertility

ARTFIICIAL INSEMINATION
-Artificial insemination adalah proses menaruh sperma kedalam saluran reproduksi wanita, yang mengakibatkan adanya interaksi sperma ovum ataupun fertilisasi
-Artificial insemination jarang dilakukan kecuali pada coitus disfunction.
- Biasanya digunakan untuk mengobati unexplained infertility atau male factor infertility
Dibagi menjadi dua:
-Intra Uterine Insemination
-Intra Cervical Insemination
Intra Uterin Insemination: menaruh atau menyemprotkan 0,3 – 0,5 mL prossesed sperma. Ke dalam uterine melalui cateter trans vaginal.
Intra Cervical Examination: Sama dengan Intra Uterine, namun menyemprotkannya kedalam cerviks. Kesuksesan angka kehamilannya lebih rendah dibanding IUI.
Prossesing Semen: Proses memproses semen untuk menghapus seminal factor dan mendapatkan pure sperma. Dapat juga beserta sentifugasi dan Differential adherence Procedure. Juga melibatkan penggunaan phospodiase inhibitor, seperti pentoxiphylline untuk meningkatkan motilitas sperma, kapasitasi fertilisasi, dan juga meningkatkan kereaktifan akrosom.
Hormonal Treatment,
Biasanya mengguna GnRH yang pulsatile. Treatment ini biasanya digunakan untuk pasien dengan kalman Syndrome, dan juga Hypogonadotrophic hypogonadism. Alternatif lainnya yaitu dengan HCG yang biasanya diikuti oleh hMG (human Menopausal Gonadotropin). Fungsinya untuk menjaga serum testosterone dan juga estradiol pada normal range.
Intracytoplasmic Sperm Injection (ISCI)
,Metode dengan cara menginjeksikan langsung sperma,kedalam ovum untuk menginduksi adanya fertilisasi yang mengurangi keterbatasan motility, kapasitasi, akrosom reaction, and sperm binding zona pellusida. Keberhasi
Epydidimal Aspiratio Proximal to the obstruction
Digunakan untuk mendapatkan spermma dari epididmal yang mengalami sumbatan, pengecekannya dapat dilihat melaluin USG transrectal dimana terdapat akumulasi sperma di Epididmal atau vas deferens
Microsurgical Vasoepididmutomy
Mengambil atau mengoperasi sumbatan pada vas deferens maupun epididmis yang mengalami obstruksi. Pregnancy Ratenya sekitar 44%.
Phenylephrine
Adrenergic agonist yang meningkatkian kontraksi atau otot urethra ketika ejakulasi untuk mencegah timbulnya retrogeade ejakulation
Surgical Sperm Recovery
-Micro Surgical Epydidimal Sperm Aspiration (MESA) ,Percutan Epydidimal Sperm Aspiration. ,(PESA-Testicular Sperm Extraction (TESE),Percutaneous Testicular Sperm Fine Needle Aspiration (TESA)

Wawancara Studi Banding

WAWANCARA STUDI BANDING

Pewawancara: Muhammad Shanan Asyi
Narasumber: Pynkan Lavanda

1. Studi banding itu perlu gak teh?
- Perlu, karena kita kan senat mahasiswa, namun tidak semua seksi di senat mahasiswa itu perlu, mungkin hanya beberapa seksi saja. Contoh PKM mengadakan studi banding ke universitas lain. Kalau misalnya untuk hublu, hublu itu harusnya sifatnya memfasilitasi ataupun mewakili.
2. Kalau perlu itu tujuannya apa?
Ya itu dilakukan mungkin untuk compare ya, apa yang ada disana yang tidak ada di kita? Misalnya tradisi atau apa? Ada sesuatu yang beda yang dapat diaplikasikan ke kita juga. Intinya itu share info. Harapan buat studi banding supaya dapat berbagi info dan sharing tentang apa yang tidak ada di kita ada diluar, ataupun sebaliknya.
3. Kalau studi banding, maunya kemana?
Tergantung, kalau secara general, aku bingung karena gak pernah berpengalaman sama yang seperti-seperti itu. Kalau secara seksi SPU aku juga agak bingung karena yang ada seksi pengembanagn UKM itu Cuma di FK UNPAD doang sedangkan ditempat yang lain itu gak ada. Kalau secara general bisa dengan ke BEM UNPAD, ataupun fakultas-fakultas lain di UNPAD, dan kalau perlu Universitas lain yang ada di Bandung. Gak perlu sampai keluar kota ^^.

Differences Beetwen Bening and Malignant Breast Tumor

Differences between Benign & Malignant Breast Tumor

Sama seperti perbedaan antara tumor jinak & ganas pada umumnya.

Secara klinis:
Characteristic Benign Malignant
Rate of growth Progresif atau lambat Ireguler (bisa lambat hingga cepat), mitosis banyak.
Local invasion Melekat & menyebar, batas2nya jelas Invasif & infiltrasi ke jaringan sekitar.
Kapsul (+) (-)
Mobilitas (+) (-)
Nodul Kecil, ukuran sama. Non-tender, firm.

Secara histopathologis:
Feature Benign Malignant
Differensiasi Well Tidak ada
Anaplasia Masih menyerupai sel awal Atypical, pleomorfisme, hilang polaritas, hiperkromatis, mitosis banyak.
Growth rate Lambat Cepat
Local invasion (-) (+)
Metastasis (-) (+)


Benign Breast Disease

1. Fibrocystic change: lesi payudara yang paling umum. Merupakan gambaran histologist dari fribrosis, pembentukan kista, & hyperplasia epitel. Kista berasal dari lobules & aberasi involusi payudara.
2. Mastalgia: rasa nyeri/sakit pada payudara. Ada 3 macam: cyclic, non-cyclic, & extramammary.
3. Fibroepithelial lesions: fibroadenoma (tumor jinak yang paling sering terjadi, jarang menjadi ganas), multiple fibroadenoma (sering terjadi pada wanita premanopause); & tumor phylloides (tumor fibroepithel yang langka).


Breast Cancer

Etiologi
Ada factor-faktor risiko yang berkontribusi terhadap asal kanker payudara:
1. Gender: kanker payudara lebih sering terjadi pada wanita.
2. Umur: 50% kasus terjadi pada wanita >65 tahun.
3. Nulliparitas atau anak pertama diatas 30tahun.
4. Early menarche & late menopause: terpapar estrogen lebih lama, estrogen dapat bersifat carcinogenic.
5. Menggunakan menopausal hormone replacement therapy.
6. Family history: adanya riwayat penyakit kanker payudara dalam keluarga atau antar saudara.
7. Predisposisi genetic: menurunkan mutasi berupa delesi gen BRCA1 atau BRCA2, 50% pembawa mutasi adalah pria. Bersifat autosomal dominan.
8. Adanya noninvasive carcinoma atau benign proliferative changes with atypical hyperplasia.

Epidemiologi
Penderita breast cancer meliputi 1/3 penderita kanker di dunia & penyebab kematian tertinggi kedua setelah kanker paru-paru pada wanita. Sejak 50 tahun yang lalu, insidensi kanker payudara meningkat, tapi angka kematian menurun sejak 1990.

Sign & Symptoms
• Benjolan pada payudara, yang semakin lama membesar.
• Retraksi nipple & perdarahan.
• Edemapeau d’orange.
• Lymphadenopathy.
• Adanya rasa nyeri dan ketidaknyamanan.

Macam-macam Breast Cancer

Fapet Disease
Pada tahun 1870 Sir James Paget menemukan adanya lesi pada nipple yang menyerupai eczema dan perubahan pada nipple ini berhubungan dengan kanker payudara. Erosi disebabkan oleh invasi sel ke jaringan dengan karakteristik cell besar, nukleus irregular yang disebut Paget Cell. Asal usul dari cell ini masih diperbincangkan oleh pathologist. Tidak ada perubahan yang dapat terlihat pada invasi awal. Gejala yang muncul biasanya adanya nipple discharge yang disertai dengan adanya serum dan darah dari kelenjar-kelenjar yang terlibat.
Treatment:
Inflammatory Carcinoma
Terjadi inflamasi akut yang diikuti dengan redness dan edema. Tanda clinisnya bervariasi mulai dari skin nodule hingga adanya palpasi yang abnormal.

In- Situ carcinoma
Carcinoma ini tidak menginvasi jaringan sekitar dan kekurangan kemampuan untuk menyebar

Lobular Carcinoma in Situ
Bukan merupakan true malignat, tapi merupakan risk factor yang dapat berkembang menjadi Lobular Carcinoma tau Ductal Carinoma. Biasanya disebut lobular neoplasia. Biasanya terjadi pada fase premenopause dan tidak ada gejala dan perubahan yang dapat terlihat.

Ductal Carcinoma in Situ
Biasanya terjadi pada saat postmenopause. Biasanya berupa palpable mass, tapi dapat dideteksi melalui mammograph sebagai sebuah kumpuian dari pleomorphic microcalcification. Intraductal disease tidak akan menginvasi melewati basement membrane. Metastatse pada axilla terjadi pada 5% pasien dengan ductal carcinoma

Breast Cancer in Pregnancy
Breast Cancer menyerang 1 dari 3000 kehamilan. Hanya sedikit kemungkinan ini disebabkan oleh perubahan hormonal. Pasien yang hamil dengan yang tidak tidak memperlihatkan adanya perbedaan.

Table 38.2 Tumor–Nodes–Metastasis (TNM) System for Staging of Breast Cancer
Primary tumor (T)
TX Primary tumor cannot be assessed
T0 No evidence of primary tumor
Tis Carcinoma in situ
Tis (DCIS) Ductal carcinoma in situ
Tis (LCIS) Lobular carcinoma in situ
Tis (Paget) Paget disease of the nipple with no tumor
T1 Tumor 2 cm or less in greatest dimension
T1mic Microinvasion 0.1 cm or less in greatest dimension
T1a Tumor more than 0.1 cm but not more than 0.5 cm in greatest dimension
T1b More than 0.5 cm but not more than 1 cm in greatest dimension
T1C More than 1 cm but not more than 2 cm in greatest dimension
T2 Tumor more than 2 cm but not more than 5 cm in greatest dimension
T3 Tumor more than 5 cm in greatest dimension
T4 Tumor of any size with direct extension to chest wall or skin
T4A Extension to chest wall, not including pectoralis muscle
T4B
Edema (including peau d'orange) or ulceration of the skin of breast or satellite skin
nodules confined to same breast
T4C Both T4A and T4B
T4D Inflammatory carcinoma
Lymph node (N)
Clinical
N X Regional lymph nodes cannot be assessed (e.g., previously removed)
N0 No regional lymph node metastasis
N1 Metastasis to movable ipsilateral axillary lymph node(s)
N2
Metastases to ipsilateral axillary lymph node(s) fixed or matted, or in clinically apparent
ipsilateral mammary nodes in the absence of clinically evident axillary node metastasis
N2a
Metastasis in ipsilateral axillary lymph nodes fixed to one another (matted) or to other
structures
N2b
Metastasis only in clinically apparent ipsilateral internal mammary nodes and in the
absence of clinically evident axillary lymph node metastasis
N3
Metastasis in ipsilateral infraclavicular lymph node(s) with or without axillary lymph
node involvement, or in clinically apparent ipsilateral internal mammary lymph nodes
and in the presence of clinically evident axillary lymph node metastasis; or metastasis
in ipsilateral supraclavicular lymph nodes with or without axillary or internal mammary
lymph node involvement
N3a Metastasis in ipsilateral infraclavicular lymph nodes
N3b Metastasis in ipsilateral internal mammary lymph nodes and axillary lymph nodes
N3c Metastasis in ipsilateral supraclavicular lymph node(s)
Pathologic classification (pN)
pN X
Regional lymph nodes cannot be assessed (e.g., previously removed or not removed for
pathologic study)
pN0
No regional lymph node metastasis histologically, no additional examination for isolated
tumor cells (single tumor cells or small cell clusters not greater than 0.2 mm, usually
detected only by immunohistochemical [IHC] or molecular methods but which may be
verified on H&E stains)
pN0(-) No regional lymph node metastasis histologically, negative IHC
pN0(i+)
No regional lymph node metastasis histologically, positive IHC, no IHC cluster greater
than 0.2 mm
pN0(mol-) No regional lymph node metastasis histologically, negative molecular findings (RT-PCR)
pN0(mol+) No regional lymph node metastasis histologically, positive molecular findings (RT-PCR)
pN1
Metastasis in 1 to 3 axillary lymph node(s), and/or in internal mammary nodes with
microscopic disease detected by sentinel lymph node dissection but not clinically
apparent
pN1mic Micrometastasis (>0.2 mm, none >2.0 mm)
pN1A Metastasis in 1 to 3 axillary lymph node(s)
pN1B
Metastasis in internal mammary nodes with microscopic disease detected by sentinel
lymph node dissection but not clinically apparent
pN1c
Metastasis in 1 to 3 axillary lymph node(s), and in internal mammary nodes with
microscopic disease detected by sentinel lymph node dissection but not clinically
apparent
PN2
Metastasis in 4 to 9 axillary lymph nodes, or in clinically apparent internal mammary
lymph nodes in the absence of axillary lymph node metastasis
PN2a Metastasis in 4 to 9 axillary lymph nodes (at least 1 tumor deposit >2.0 mm)
PN2b
Metastasis in clinically apparent internal mammary lymph nodes in the absence of
axillary lymph node metastasis
PN3
Metastasis in 10 or more axillary lymph nodes, or in infraclavicular lymph nodes, or in
clinically apparent ipsilateral internal mammary nodes in the presence of 1 or more
positive axillary nodes; or in more than 3 axillary nodes with clinically negative
microscopic metastasis in internal mammary lymph nodes; or in ipsilateral
supraclavicular lymph nodes
PN3a
Metastasis in 10 or more axillary lymph nodes (at least one tumor deposit greater than
2.0 mm), or metastasis in infraclavicular lymph nodes
PN3b
Metastasis in clinically apparent ipsilateral internal mammary nodes in the presence of 1
or more positive axillary nodes; or in more than 3 axillary nodes and in internal
mammary nodes with microscopic disease detected by sentinel lymph node dissection
but not clinically apparent
PN3c Metastasis in ipsilateral supraclavicular nodes
Distant metastasis (M)
MX Presence of distant metastasis cannot be assessed
M0 No distant metastasis
M1 Distant metastasis
From Greene FL, Page DL, Fleming ID, et al., eds. Breast. In AJCC cancer

Staging
After the diagnosis of breast cancer has been definitively established, the clinical stage
of the disease should be determined. The Columbia Clinical Staging System was used
historically (26) but has been replaced by the tumor–nodes–metastases (TNM)
P.1614
system of the American Joint Committee on Cancer (27). The TNM system allows both
preoperative clinical staging and postoperative pathologic staging to be determined
Table 38.3 Staging of Breast Carcinoma
TNM Classificationa
Tumor Node Metastasis
Stage 0 Tis N0 M0
Stage I T1 N0 M0
Stage IIa T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
IIb T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stage IIIa T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
IIIb T4 N0 M0
T4 N1 M0
IIIc Any T N3 M0
Stage IV Any T Any N M1
aT1 includes T1mic.

Motlet untuk SRC

Nama: Muhammad Shanan Asyi
NPM: 1301-1010-0008
SRC

Sains and Researc Center, sebuah nama ynga benar-benar menggelegar di telingaku ketika aku memasuki di kawasan FK UNPAD. Memang ketika OPPEK merupakan masa-masa adaptasi bagiku dalam lingkungan FK. Aku melihat banyak sekali organisasi kemahasiswaan yang terdapat di FK ini. Namun belum ada yang menggungah diriku,sampai akhirnya nama SRC tampak di dua bola mataku.
Jalanku untuk kuliah di FK UNPAD adalah untuk menempuh jalur akademik yang baik. Aku juga ingin melanjutkan prestasi-prestasiku di SMA dulu. MAWAPRES juga salah satu tujuan yang ingin kucapai. Akhirnya hari itu aku memutuskan akan mengikuti SRC dan akan terjun serta berperan sangan aktif didalamnya.
SRC bukanlah sebuah organisasi kemahasiswaan biasa. SRC tidak seperti senat yang melatih soft skill dan melatih seperti apa kemampuan manajerial. SRC juga bukanlah organisasi untuk bersantai si sekre setelah usai kuliah. Namun SRC adalah sebuah organisasi yang melatih kita dan akan mendidik kita untuk menjadi peneliti nantinya. Organisasi yang mendidik kita untuk menjadi peneliti yang handal untuk dapat membangun peradaban. Untuk menciptakan penemuan. Juga tentu saja yang terakhir untuk lebih mensejahterakan manusia.
Tentu saja saya menetapkan bahwa jalan ini yang akan saya pilih. Bersama SRC nanti saya berharap dan memanangkan kompetisi-kompetisi karya tgulis tingkat nasional, hingga bakan internasional. Saya juga berharap saya dapat menemukan sebuah inovasi baru atau treatment baru yang dapat berguna manusia. Tujuan terakhir saya dalam hal penelitian adalah sebuah nobel Kedokteran yang akan saya persembahkan untuk Indonesia dan juga umat Islam.

Run Down SCORE

SUSUNAN ACARA
SCORE GOES PUBLIC LEVEL I

Rundown
14.15-14.20 : Seluruh Peserta telah hadir, Pembukaan dan doa
14.21-14.25 : Kata Sambutan oleh Ketua Acara (Lucky)
14.26-14.40 : Pengumuman yang berkaitan dengan SCORE oleh kang George
14.41-14.55 : Ice Breaking, (pembagian makanan, games)
14.56-15.00 : Pre Test
15.01-15.05 : Pembacaan CV Dr. Kurniadi
15.06-15.45 : Pemberian Materi
15.46-16.00 : Diskusi, Tanya Jawab
16.01.16.05 : Pemberian Plakat, Post Test
16.06-16.10 : Pembagian Hadiah, Pembagian Sertifikat
16.11-16.15 : Penutupan, Foto bareng

MC: Tri Karyadi
Silvia Hardiyanti

Pembicara: Dr. Kurniadi

Rundown MMLC

LAMPIRAN 4
SUSUNAN ACARA

Hari Pertama
6.00-18.00 : Kedatangan dan registrasi Peserta
18.00-19.30 : Persiapan Pembukaan, shalat Magrib, shalat Isya. makan malam
19.30-20.30 : Pembukaan
20.30-22.00 : Perkenalan dan Bonding Peserta

Hari Kedua
3.20-4.20 : Qiyamul Lail
4.20-4.50 : Shalat Subuh + Al Matsurat
4.50-5.50 : Kuliah Shubuh Urgensi Dakwah
5.50-7.05 : Waktu Bebas
7.05-7.20 : Persiapan apel pagi
7.20-7.35 : Apel Pagi
7.45-8.15 : Pre Test materi hari pertama
8.20-9.50 : Perkembangan Islam
(Shirah Nabi hingga kondisi kini, peran kita untuk melanjutkan sejarah)
9.55-10.15 : Shalat Dhuha













9.20-12.05 : Pemuda Muslim ( Peranan Pemuda dalam Mengisi dan mengubah zaman)
12.10-13.10 : Shalat. Istirahat. Makan
13.10-13.40 : Diskusi Materi yang sudah lewat bersama Fasilitator
13.40-15.25 : Islamic Leadership
15.25- 15.55 : Istirahat Shalat Ashar
16.00-16.20 : Ice Breaking
16.20-17.20 : Nasyid + Movie profil FSIK
17.25-18.00 : Istirahat refresh diri
18.00-19.30 : Shalat Magrib. Shalat Isya. Makan Malam
19.35-21.00 : Manajemen SDM
21.05-21.40 : Diskusi Materi yang sudah lewat bersama Fasilitator

Hari Ketiga
3.20-4.20 : Qiyamul Lail
4.20-4.50 : Shalat Subuh + Al Matsurat
4.50-5.50 : Kuliah Shubuh Ghawzul Fikr
5.50-7.05 : Waktu Bebas
7.05-7.20 : Persiapan apel pagi
7.20-7.35 : Apel Pagi
7.45-8.15 : Pre Test materi hari kedua












8.20-10.20 : Kekhasan Dakwah FK (DiskusiPresentasiKesimpulan)
10.20-11.50 : Networking
11.55-12.55 : Shalat. Istirahat. Makan
13.00-17.30 : Wisata
17.30-18.00 : Istirahat refresh diri
18.00-19.30 : Istirahat. Shalat Magrib. Shalat Isya. Makan Malam
19.35-21.30 : Persatuan LDFK
21.30-22.00 : FULDFKRiwayatmu dulu dan kini serta mimpi untukIndonesia

Hari Keempat
3.20-4.20 : Qiyamul Lail
4.20-4.50 : Shalat Subuh + Al Matsurat
4.50-5.50 : Kuliah Shubuh Ikhlas dalam beramal dan menjalankan amanah
5.50-7.05 : Waktu Bebas
7.05-7.20 : Persiapan apel pagi
7.20-7.35 : Apel Pagi
7.45-8.15 : Pre Test materi hari ketiga
8.15-9.00 : Kedokteran Islam









9.05-9.35 : Dikusi bersama fasilitator untuk internalisai materi
9.40-10.00 : Shalat Dhuha
10.05-11.50 : Tugas kelompok membuat kajian tentang Kedokteran IslamKonsep dan Aplikasi serta Peran FULDFK dalam menfasilitasi secara nasional
11.55-12.55 : Shalat. Istirahat. Makan
13.00-15.00 : Presentasi Hasil Kajian Kedokteran Islam kesimpulan presentasi
15.05- 15.40 : Istirahat Shalat Ashar
15.40-17.50 : RPO
18.00-19.30 : Istirahat. Shalat Magrib. Shalat Isya. Makan Malam
19.35-20.00 : Kristalisasi Materi oleh SC
20.00-21.00 : Istirahat refresh diri

Hari kelima
3.20-4.20 : Qiyamul Lail
4.20-4.50 : Shalat Subuh + Al Matsurat
4.50-5.50 : Kuliah Shubuh
5.50-7.05 : Waktu Bebas












7.05-7.20 : Persiapan apel pagi
7.20-7.35 : Apel Pagi
7.40-11.20 : Outbound untuk materi Leadership and Team Building
11.20-13.00 : Shalat. Istirahat. Makan
13.00-13.30 : Penutupan

Rundown MMLC

LAMPIRAN 4
SUSUNAN ACARA

Hari Pertama
6.00-18.00 : Kedatangan dan registrasi Peserta
18.00-19.30 : Persiapan Pembukaan, shalat Magrib, shalat Isya. makan malam
19.30-20.30 : Pembukaan
20.30-22.00 : Perkenalan dan Bonding Peserta

Hari Kedua
3.20-4.20 : Qiyamul Lail
4.20-4.50 : Shalat Subuh + Al Matsurat
4.50-5.50 : Kuliah Shubuh Urgensi Dakwah
5.50-7.05 : Waktu Bebas
7.05-7.20 : Persiapan apel pagi
7.20-7.35 : Apel Pagi
7.45-8.15 : Pre Test materi hari pertama
8.20-9.50 : Perkembangan Islam
(Shirah Nabi hingga kondisi kini, peran kita untuk melanjutkan sejarah)
9.55-10.15 : Shalat Dhuha













9.20-12.05 : Pemuda Muslim ( Peranan Pemuda dalam Mengisi dan mengubah zaman)
12.10-13.10 : Shalat. Istirahat. Makan
13.10-13.40 : Diskusi Materi yang sudah lewat bersama Fasilitator
13.40-15.25 : Islamic Leadership
15.25- 15.55 : Istirahat Shalat Ashar
16.00-16.20 : Ice Breaking
16.20-17.20 : Nasyid + Movie profil FSIK
17.25-18.00 : Istirahat refresh diri
18.00-19.30 : Shalat Magrib. Shalat Isya. Makan Malam
19.35-21.00 : Manajemen SDM
21.05-21.40 : Diskusi Materi yang sudah lewat bersama Fasilitator

Hari Ketiga
3.20-4.20 : Qiyamul Lail
4.20-4.50 : Shalat Subuh + Al Matsurat
4.50-5.50 : Kuliah Shubuh Ghawzul Fikr
5.50-7.05 : Waktu Bebas
7.05-7.20 : Persiapan apel pagi
7.20-7.35 : Apel Pagi
7.45-8.15 : Pre Test materi hari kedua












8.20-10.20 : Kekhasan Dakwah FK (DiskusiPresentasiKesimpulan)
10.20-11.50 : Networking
11.55-12.55 : Shalat. Istirahat. Makan
13.00-17.30 : Wisata
17.30-18.00 : Istirahat refresh diri
18.00-19.30 : Istirahat. Shalat Magrib. Shalat Isya. Makan Malam
19.35-21.30 : Persatuan LDFK
21.30-22.00 : FULDFKRiwayatmu dulu dan kini serta mimpi untukIndonesia

Hari Keempat
3.20-4.20 : Qiyamul Lail
4.20-4.50 : Shalat Subuh + Al Matsurat
4.50-5.50 : Kuliah Shubuh Ikhlas dalam beramal dan menjalankan amanah
5.50-7.05 : Waktu Bebas
7.05-7.20 : Persiapan apel pagi
7.20-7.35 : Apel Pagi
7.45-8.15 : Pre Test materi hari ketiga
8.15-9.00 : Kedokteran Islam









9.05-9.35 : Dikusi bersama fasilitator untuk internalisai materi
9.40-10.00 : Shalat Dhuha
10.05-11.50 : Tugas kelompok membuat kajian tentang Kedokteran IslamKonsep dan Aplikasi serta Peran FULDFK dalam menfasilitasi secara nasional
11.55-12.55 : Shalat. Istirahat. Makan
13.00-15.00 : Presentasi Hasil Kajian Kedokteran Islam kesimpulan presentasi
15.05- 15.40 : Istirahat Shalat Ashar
15.40-17.50 : RPO
18.00-19.30 : Istirahat. Shalat Magrib. Shalat Isya. Makan Malam
19.35-20.00 : Kristalisasi Materi oleh SC
20.00-21.00 : Istirahat refresh diri

Hari kelima
3.20-4.20 : Qiyamul Lail
4.20-4.50 : Shalat Subuh + Al Matsurat
4.50-5.50 : Kuliah Shubuh
5.50-7.05 : Waktu Bebas












7.05-7.20 : Persiapan apel pagi
7.20-7.35 : Apel Pagi
7.40-11.20 : Outbound untuk materi Leadership and Team Building
11.20-13.00 : Shalat. Istirahat. Makan
13.00-13.30 : Penutupan

Managemen of Woman with High Risk Ovarian Cancer

Management of Women at High Risk for Ovarian Cancer
The management of a woman with a strong family history of epithelial ovarian
cancer must be individualized and depends on her age, her reproductive plans, and
the extent of risk. In all of these syndromes, women at risk benefit from a thorough
pedigree analysis. A geneticist should evaluate the family pedigree for at least three
generations. Decisions about management are best made after careful study and,
whenever possible, verification of the histologic diagnosis of the family members' ovarian cancer.
The value of testing for BRCA1 and BRCA2 has been clearly established, and there
are guidelines for testing (54,59,61). The importance of genetic counseling cannot
be overemphasized because the decision is complex. The American Society of Clinical Oncology
has offered guidelines that emphasize careful evaluation by geneticists, careful maintenance
of medical records, and a clear understanding in a genetic screening clinic of how to counsel
and manage these patients. Concerns remain over how the information should be used, the
file:///C|/Documents%20and%20Settings/Administrator/Desktop/B%20&%20Nk's%20Gn/35.htm (21 of 159) [24/12/2006 11:07:40 μμ]
Ovid: Berek & Novak's Gynecology
impact on insurability, how the results will be interpreted, and how the information will be
used within a specific family (e.g., to counsel children).
Although there are some conflicting data, the behavior of breast cancers arising in women
with germline mutations in BRCA1 or BRCA2 is comparable to that of sporadic tumors (53).
Women with breast cancer who carry these mutations, however, are at a greatly
increased risk of ovarian cancer as well as a second breast cancer: the lifetime risk
of ovarian cancer is 54% for women who have a BRCA1 mutation and 23% for those
with a BRCA2 mutation, and for the two groups together, there is an 82% lifetime risk
of breast cancer (62).
Although recommended by the National Institutes of Health Consensus Conference
on Ovarian Cancer (63), the value of screening with transvaginal ultrasonography,
CA125 levels, or other procedures has not been clearly established in women at high
risk. Bourne and co-workers (49) have shown that, using this approach, tumors can be
detected approximately 10 times more often than in the general population, and thus
they recommend screening in high-risk women.
Data derived from a multicenter consortium of genetic screening centers indicate that
the use of the oral contraceptive pill is associated with a lower risk for development
of ovarian cancer in women who have a mutation in either BRCA1 or BRCA2 (64). The
risk reduction is significant: in women who have taken oral contraceptives for 5 or more years,
the relative risk of ovarian cancer is 0.4, or a 60% reduction in the incidence of the disease.
Prophylactic Oophorectomy in High-risk Women
The value of prophylactic salpingo-oophorectomy in these patients has been
documented (65,66,67,68,69,70,71). Women at high risk for ovarian cancer who
undergo prophylactic oophorectomy have a risk of harboring occult neoplasia: in one series of
98 such operations, 3 (3.1%) patients had a low-stage ovarian malignancy (67). The
protection against ovarian cancer is excellent: the performance of a prophylactic
salpingo-oophorectomy reduced the risk of BRCA-related gynecologic cancer by 96%
(68). Although the risk of ovarian cancer is significantly diminished, there remains the small risk
of peritoneal carcinoma, a tumor for which women who have mutations in BRCA1 and BRCA2
may have a higher predisposition. In these series, the subsequent development of peritoneal
P.1472
carcinoma was 0.8% and 1 %, respectively (66,67). In addition, the risk of
developing subsequent breast cancer was reduced by 50% to 80%. Women at high risk
for ovarian cancer who undergo prophylactic oophorectomy have a risk of harboring
occult neoplasia. In one series of 42 such operations, four patients (9.5%) had a malignancy, one
of which was noted at surgery and three that were microscopic; all were smaller than 5 mm (66).
The role of hysterectomy is more controversial. Although most studies show no increase in
file:///C|/Documents%20and%20Settings/Administrator/Desktop/B%20&%20Nk's%20Gn/35.htm (22 of 159) [24/12/2006 11:07:40 μμ]
Ovid: Berek & Novak's Gynecology
the rate of uterine and cervical tumors, there are some reports of an increase of papillary
serous tumors of the endometrium (71). Women on tamoxifen are at higher risk for
benign endometrial lesions (e.g., polyps) and endometrial cancer. Therefore, it is reasonable
to consider the performance of a prophylactic hysterectomy in conjunction with
salpingo-oophorectomy, and this decision should be individualized.
The survival of women who have a BRCA1 or BRCA2 mutation and develop ovarian cancer is
longer than that for those who do not have a mutation. In one study, the median survival
for mutation carriers was 53.4 months compared with 37.8 months for those with sporadic
ovarian cancer from the same institution (72).
Recommendations
Current recommendations for management of women at high risk for ovarian cancer
are summarized as follows (61,63,70):

Women who appear to be at high risk for ovarian or breast cancer should undergo
genetic counseling and, if the risk appears to be substantial, may be offered
genetic testing for BRCA1and BRCA2.

Women who wish to preserve their reproductive capacity can undergo screening
by transvaginal ultrasonography every 6 months, although the efficacy of this approach is
not clearly established.

Oral contraceptives should be recommended to young women before they embark on
an attempt to have a family.

Women who do not wish to maintain their fertility or who have completed their
families should be recommended to undergo prophylactic bilateral
salpingo-oophorectomy. The risk should be clearly documented, preferably established by
BRCA1 and BRCA2 testing, before oophorectomy is performed. These women should be
counseled that this operation does not offer absolute protection, because peritoneal
carcinomas occasionally can occur after bilateral oophorectomy (19,22,71).

In women who also have a strong family history of breast or ovarian cancer,
annual mammographic screening should be performed beginning at age 30 years.

Women with a documented HNPCC syndrome should be treated as above, but in
file:///C|/Documents%20and%20Settings/Administrator/Desktop/B%20&%20Nk's%20Gn/35.htm (23 of 159) [24/12/2006 11:07:40 μμ]
Ovid: Berek & Novak's Gynecology
addition, they should undergo periodic screening mammography, colonoscopy,
and endometrial biopsy (60,68).

Sakit Jantung

Penyakit jantung ternyata bukan monopoli orang dewasa dan lanjut usia. Setiap tahunnya, sekitar 45.000 bayi lahir di Indonesia dengan kelainan jantung bawaan. Sebanyak 24.000 di antaranya memerlukan tindakan operasi pada tahun pertama hidupnya.
Dr.Poppy S.Roebiono, Sp.JP (K), ahli jantung anak dari RS.Harapan Kita Jakarta mengakui, sebagian dokter anak sulit mendiagnosa penyakit jantung bawaan (PJB). Selain karena kurang mempunyai informasi yang cukup tentang penyakit ini, jumlah dokter jantung anak di Indonesia juga sangat terbatas.
"Indonesia baru punya 45 dokter jantung anak. Bandingkan dengan Amerika Serikat yang berpenduduk 270 juta orang tapi punya 1.600 dokter jantung anak," katanya.
Salah satu kesulitan menegakkan diagnosa PJB, menurut dr.Poppy adalah karena tidak semua penderita menunjukkan gejala yang khas. Gejala PJB yang mudah terdeteksi adalah munculnya warna biru pada kuku, lidah, dan mulut anak. "Warna biru ini muncul karena darah kotor tercampur darah bersih dan terbawa darah mengalir ke seluruh tubuh," paparnya.
Penyakit jantung bawaan yang relatif sering diderita anak adalah bocor jantung dan kerusakan katup jantung atau sering disebut jantung rematik.
Walau tidak muncul ciri khas, namun menurut dr.Poppy ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai sebagai kelainan jantung. "Anak yang punya kelainan jantung biasanya suka sesak napas, gampang sakit, berat badannya susah naik sehingga sering dikira kurang gizi," katanya.
Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti PJB. Namun ada beberapa faktor risiko, seperti ibu hamil menderita hipertensi, konsumsi obat-obatan keras selama kehamilan, terpapar asap rokok atau karena faktor genetik. "Anak-anak down syndrome biasanya memiliki kelainan jantung bawaan," katanya\. Kompas

Agenda acara SCORE

hal yang harus diingat
absensi
plakat?
infocus
mic dan sound system
moderator
honor?
games seru
pre post test ( reward dan hukuman)
games ( ice breaking) ( hukuman dan reward)
follow up dokter kurnia
mengajak bagian SRC dan AR
dokumentasi

Hysterosalpingography

Hysterosalpingography
The initial diagnostic test used to assess tubal patency, hysterosalpingography (HSG)
has a sensitivity of 85% to 100% in identifying tubal occlusion. The specificity of HSG in identifying PID–related tubal occlusion approaches 90%. Other causes of apparent tubal blockage include salpingitis isthmica nodosa, benign polyps within the tubal lumen, tubal endometriosis, tubal spasm, and intratubal mucous debris . Bilateral tubal pathology documented on HSG is associated with significantly reduced fecundity rates and warrants further evaluation using falloposcopy, selective salpingography, or laparoscopy. HSG usually is performed between cycle days 6 and 11. During menses, HSG should be avoided because there is increased incidence of vascular intravasation caused by dilatation of periuterine veins. Additionally, there is the theoretical risk of retrograde dispensation of
menstrual endometrium into the peritoneum with attendant risk of infection and endometriosis. The risk of infectious sequelae after HSG is 0.3% to 1.3%; in high–risk populations, this incidence can be as high as 3% (231,232). Therefore, known hydrosalpinges, current PID or cervicitis, and palpable adnexal masses or tenderness on bimanual examination all constitute contraindications to HSG. Because there is a high prevalence of current or past chlamydial infection among infertile women and complications of HSG– associated pelvic infection could further compromise fertility, it is reasonable to prescribe antibiotic prophylaxis to patients scheduled for HSG.

A recommended prophylactic regimen consists of doxycycline, 100 mg twice daily, beginning the day before HSG and continuing for 3 to 5 days. Other rare complications of HSG include cervical laceration, uterine perforation, hemorrhage, vasovagal reaction, and allergic response to the contrast dye.
The procedure often causes uterine cramping; prophylaxis with a nonsteroidal anti–
inflammatory medication taken 30 minutes before the procedure may minimize this discomfort.

The performance of the HSG procedure is fairly straightforward. After vaginal cleansing, an acorn (Jarcho) cannula or other injection device is introduced into the uterine cervix. A paracervical anesthetic block is not routinely necessary, but may be used in selected patients. Either a water–soluble or a low–viscosity oil–based (i.e., Ethiodol) dye is used for the procedure. Water–soluble contrast material is more rapidly absorbed than oil–based dyes and does not carry the risk for either lipid embolism caused by dye extravasation or lipid granuloma formation. Conversely, oil–based dyes are associated with less uterine cramping, better resolution of tubal architecture, and a higher postprocedure pregnancy rate (233). In a randomized controlled trial of oil versus water–soluble dye, there was a 33% pregnancy rate
with oil and a 17% pregnancy rate with water–soluble dye within nine ovulatory cycles after HSG . A meta–analysis found that the use of oil–soluble media to flush the tubes during

HSG significantly increases subsequent pregnancy rates (OR 1.8, 95% CI, 1.29–2.50) Most pregnancies occurred within 7 months of the HSG. A potential mechanism to explain this therapeutic benefit entails flushing of inspissated mucus and debris from the tubal lumen, which allows fertilization to occur. Careful and slow initial injection of 3 to 4 mL of contrast media should give a clear outline of the uterine cavity. Further injection of about 5 to 10 mL of contrast media usually is sufficient to demonstrate bilateral tubal patency or tubal obstruction.
It is not unusual for unilateral tubal fill and spill to occur at the time of HSG. If the tube that fills and spills demonstrates normal architecture and prompt spillage, then it is possible that the hydrostatic dye column is following the path of least resistance out of the open tube. Additionally, unilateral or bilateral proximal occlusion may be secondary to procedure–related spastic constriction of the fallopian tubal lumen, which would result in a misdiagnosis of tubal nonpatency. To alleviate the potential for tubal spasm, premedication with diazepam 30 minutes before the procedure has been advocated. If proximal spasm is suspected during the procedure, subcutaneous terbutaline in the amount of 0.25 mg can be administered.
Successful evaluation of proximal tubal obstruction using selective salpingography has been described. Based on techniques derived from coronary angioplasty, salpingography uses a small guidewire to permit selective tubal cannulation and radiographic visualization under fluoroscopy.

Histerosalpingografi
Uji diagnostik awal yang digunakan untuk menilai patensi tuba, hysterosalpingography (HSG)
memiliki kepekaan dari 85% sampai 100% dalam mengidentifikasi oklusi tuba. Kekhasan HSG dalam mengidentifikasi oklusi tuba PID-terkait pendekatan 90%. Penyebab lain penyumbatan tuba jelas termasuk salpingitis nodosa isthmica, polip jinak dalam lumen tuba, endometriosis tuba, tuba spasme, dan puing-puing lendir intratubal. Bilateral patologi tuba didokumentasikan di HSG terkait dengan tingkat fekunditas signifikan mengurangi dan waran falloposcopy evaluasi lebih lanjut menggunakan, salpingography selektif, atau laparoskopi. Biasanya HSG dilakukan antara hari siklus 6 dan 11. Selama mens, HSG harus dihindari karena ada peningkatan kejadian intravasation vaskular disebabkan oleh dilatasi vena periuterine. Selain itu, ada risiko teoritis dari dispensasi surut dari
menstruasi endometrium ke dalam peritoneum dengan petugas risiko infeksi dan endometriosis. Risiko sequelae infeksi setelah HSG adalah 0,3% menjadi 1,3%, pada populasi berisiko tinggi, kejadian ini bisa setinggi 3% (231232). Oleh karena itu, hydrosalpinges diketahui, PID saat ini atau cervicitis, dan massa adnexal teraba atau nyeri pada pemeriksaan bimanual semua merupakan kontraindikasi untuk HSG. Karena ada prevalensi tinggi infeksi klamidia saat ini atau masa lalu di antara perempuan subur dan komplikasi infeksi panggul HSG terkait lebih lanjut dapat membahayakan kesuburan, adalah wajar untuk meresepkan profilaksis antibiotik untuk pasien dijadwalkan untuk HSG.

Sebuah rejimen profilaksis direkomendasikan terdiri dari doksisiklin, 100 mg dua kali sehari, dimulai sehari sebelum HSG dan terus selama 3 sampai 5 hari. komplikasi langka lainnya HSG termasuk laserasi serviks, perforasi rahim, perdarahan, reaksi vasovagal, dan respon alergi dengan pewarna kontras.
Prosedur ini sering menyebabkan kram rahim, profilaksis dengan non steroid anti-
obat peradangan diambil 30 menit sebelum prosedur dapat meminimalkan ketidaknyamanan ini.

Kinerja prosedur HSG cukup mudah. Setelah pembersihan vagina, sebuah biji (Jarcho) kanula atau perangkat injeksi lainnya diperkenalkan ke dalam serviks uterus. Sebuah blok anestesi paraservikal tidak secara rutin diperlukan, tetapi dapat digunakan pada pasien tertentu. Baik-larut air atau viskositas rendah berbasis minyak (misalnya, Ethiodol) pewarna digunakan untuk prosedur ini. bahan kontras larut air lebih cepat diserap dari pewarna berbasis minyak dan tidak membawa risiko baik emboli lipid disebabkan oleh ekstravasasi pewarna atau formasi lipid granuloma. Sebaliknya, pewarna berbasis minyak berhubungan dengan uterus kram kurang, resolusi yang lebih baik arsitektur tuba, dan tingkat postprocedure lebih tinggi kehamilan (233). Dalam sebuah uji coba terkontrol secara acak minyak versus pewarna air-larut, ada tingkat kehamilan 33%
dengan minyak dan tingkat kehamilan 17% dengan dye air-larut dalam sembilan siklus ovulasi setelah HSG. Sebuah meta-analisis menemukan bahwa penggunaan media minyak-larut untuk menyiram tabung selama

HSG secara signifikan meningkatkan angka kehamilan berikutnya (OR 1,8, 95% CI, 1,29-2,50) Sebagian besar kehamilan terjadi dalam waktu 7 bulan HSG tersebut. Suatu mekanisme potensial untuk menjelaskan manfaat terapeutik ini memerlukan pembilasan lendir inspissated dan puing-puing dari lumen tuba, yang memungkinkan pembuahan terjadi. Hati-hati dan injeksi awal lambat 3 sampai 4 ml media kontras harus memberikan garis yang jelas dari rongga rahim. injeksi lebih lanjut dari sekitar 5 sampai 10 mL media kontras biasanya cukup untuk menunjukkan patensi tuba bilateral atau obstruksi tuba.
Sudah lazim untuk mengisi tuba sepihak dan tumpah terjadi pada saat HSG. Jika tabung yang mengisi dan tumpahan menunjukkan arsitektur normal dan tumpahan prompt, maka ada kemungkinan bahwa kolom pewarna hidrostatik adalah mengikuti jalan keluar perlawanan paling sedikit dari tabung terbuka. Selain itu, oklusi proksimal unilateral atau bilateral mungkin menjadi sekunder untuk penyempitan kejang prosedur-terkait dari lumen tuba falopi, yang akan menghasilkan suatu misdiagnosis nonpatency tuba. Untuk mengurangi potensi kejang tuba, premedikasi dengan diazepam 30 menit sebelum prosedur ini telah diadvokasi. Jika kejang proksimal diduga selama prosedur, terbutaline subkutan sebesar 0,25 mg dapat diberikan.
Evaluasi Keberhasilan obstruksi tuba proksimal menggunakan salpingography selektif telah dijelaskan. Berdasarkan teknik yang berasal dari angioplasti koroner, salpingography menggunakan kawat pemandu kecil untuk mengizinkan kanulasi tuba selektif dan visualisasi radiografi bawah fluoroskopi

HHari Gizi Nasional

Hari Gizi Nasional, momen yang merupakan sebuah momen spesial yang diperingati oleh rakyat Indonesia. Momen dimana bangsa kita memperingati hari gizi yang merupakan suatu hal yang sangat esensial bagi bangsa ini. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah hari gizi nasional adalah hari untuk memperingati baiknya gizi rakyat Indonesia? Atau malah buruknya gizi rakyat Indonesia?
Sampai saat ini Indonesia masih dibilang sangat tertinggal dalam hal gizi. Berapa anak yang menderita busung lapar. Berbicara mengenai gizi dan makanan tak lepas akan selalu bertemu dengan topik masalah layanan kesehatan masyarakat yang berujung pada kesejahteraan di bidang kesehatan. Kesejahteraan rakyat masih saja menimbulkan polemic ditengah masyarakat. Munculnya beberapa kasus pelayanan kesehatan yang kurang layak, anak-anak yang mengalami defisiensi gizi, mahalnya biaya berobat dan harga obat dipasaran. Beberapa kasus yang muncul dimedia seringkali begitu memprihatinkan, jika kita sandingkan dengan kemewahan yang dinikmati oleh para penguasa negeri. Masalah ini begitu dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, dan dekat dengan lingkungan kita berada. Sebagai bahasan tulisan ini saya sajikan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2010 ( seperti yang dirilis oleh situs resmi kementrian kesehatan nasional dan dipaparkan oleh menkes 25/1/2011 dilansir oleh berbagai media nasional) sebagai berikut:
1. Sejumlah 35,7% atau lebih dari sepertiga anak Indonesia tergolong pendek atau pertumbuhan tingginya tidak sesuai dengan umur.
2. Tingkat prevalensi gizi kurang pada balita sebesar 17,9% atau diperkirakan sekitar 3,7 juta balita mengalami kekurangan gizi kurang dan gizi buruk. Angka ini mengalami penurunan daripada tahun 1990 di mana 31% balita mengalami gizi buruk,
3. Sekitar 14% balita ditemukan mengalami gizi berlebih. Hal inipun menimbulkan problem yang tak kalah besar. Kelebihan gizi dapat mengakibatkan kasus obesitas, gangguan fungsi jantung dan penyakit-penyakit degeneratif. Sebanyak 19,1% orang berusia diatas 15 tahun juga mengalami obesitas. “Gizi berlebih ini terdapat pada seluruh keluarga, baik miskin atau kaya. Sebanyak 13,7% keluarga miskin mengalami kelebihan gizi dan 14% pada keluarga kaya. Jenis kelamin dan pendidikan orang tua juga tidak berpengaruh terhadap kasus gizi berlebih ini.
Hal ini sangat memperihatinkan dimana kita dapat melihat bahwa 35,7 % anak Indonesia memiliki pertumbuhan yang tidak sesuai dengan usianya. Selain itu angka balita yang mengalami gizi buruk juga masih dalam jumlah yang sangat tinggi. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkanlah upaya yang baik dari sektor sistem kesehatan nasional. Masalah gizi perorangan dapat diselaikan hanya dengan dokter saja. Namun tidak begitu dengan masalah gizi masyarakat. Dibutuhkannya multidisplinary team dalam menanggulangi masalah ini.
Beberapa penyakit defisiensi gizi pada seserorang sudah dapat ditangai dengan tuntas, sehingga penderita penyakit tersebut dapat disembuhkan secara memuaskan. Pada penyakit yang sama yang terdapat pada suatu kelompok masyarakat akan sulit sekali untuk ditanggulangi secara tuntas dan memuaskan. Program penanggulangan tidak hanya cukup dengan upaya terapi dan pengobatan pasien, kerena setelah setelah disembuhkan dan kembali ke masyarakatnya, mereka akan datang lagi untuk berobat akibat penyakitnya kambuh. Hal ini akan terus berulang selama kondisi masyarakat yang menjadi dasar timbulnya defisiensi tersebut diperbaiki. Perbaikan ini merupakan perbaikan kondisi masyarakat yang menyeluruh. Tidak hanya faktor kesehatan tetapi juga meliputi faktor-faktor diluar sisi medik. Hal tersebut antara lain problema ekonomi, kesejahteraan, pendidikan, kebudayaan, dan kepercayaan.
Jika hanya menyandarkan pada upaya yang dilakukan kementrian kesehatan sebagai poros dalam upaya penanggulangan berbagai penyakit gizi masyarakat tentu sangat naïf. Tanpa kita sendiri sebagai masyarakat yang melek pengetahuan mau berpartisipasi. Berawal dari diri kita sendiri sebagai individu, anggota keluarga, masyarakat dan bagian elemen-elemen bangsa ini harus ikut andil dalam upaya ini. Kita semestinya memperhatikan setiap nilai gizi dari makanan yang kita konsumsi setiap hari, dan sepatutnya memberikan informasi yang tepat tentang pentingnya gizi kepada keluarga, dan masyarakat terdekat kita. Mengubah paradigma dan kepercayaan - kepercayaan seputar gaya hidup yang menyesatkan terkait masalah kesehatan dan gizi makanan. Sehingga tercipta sebuah masyarakat besar yang paham akan pentingnya pemenuhan gizi untuk memperbaiki tingkat kehidupan.

Fase Ovulatory

FASE OVULATORY

Fase Preovulasi
• Waktu antara akhir menstruasi dan ovulasi
• Biasanya terjadi pada hari ke 6-13 pada siklus 28 hari
• Ciri-cirinya fluid-filled antrum yang tersusun dari plasma dengan sekresi sel granulosa
• Estrogen meningkat memberikan efek feedback negative terhadap sekresi FSH, sebaliknya LH mengalami biphasic regulasi karena sirkulasi estrogen (pada konsentrasi rendah estrigen menghambat LH, sedangkan pada konsentrasi tinggi merangsang LH)
• Progesteron tetap karena belum terbentuk korpus luteum
• Pada ovarium
o Beberapa secondary follicle mulai sekresi estrogen dan inhibin
o Pada hari ke-6 ada single follicle yang berkembang menjadi dominant follicle, estrogen dan inhibin yang disekresikan dominant follicle akan mengurangi sekresi FSH yg mngakibatkan follicle lain tidak tumbuh dan atresia
o Dominant follicle akan berkembang mature dan membesar hingga diameter >20 mm dan siap ovulasi, selama maturasi estrogen disekresikan meningkat
Ovulasi
• Adalah meluruhnya mature (graafian) follicle dan melepaskan oocyte sekunder ke rongga pelvic, terjadi pada hari ke-14 pada siklus 28 hari. Selama ovulasi oocyte sekunder dikelilingi oleh zona pellucida dan corona radiata
• Estrogen yang tinggi pada akhir preovulasi memacu efek feedback positif terhadap sekresi LH dan GnRH dan menyebabkan ovulasi, seperti berikut:
o Estrogen yang tinggi menstimulasi pelepasan GnRH lebih banyak dari hipotalamus, ini juga langsung menstimulasi gonadotro pada pituitari anterior untuk mensekresikan LH
o GnRH meningkatkan sekresi FSH dan LH additional oleh pituitary anterior
o LH menyebabkan peluruhan dari follicle mature dan pengeluaran oocyte sekunder kira-kira 9 jam serelah puncak LH. Oocyte sekunder dan corona radiatanya disalurkan ke uterine tube
• Oocyte masuk ke rongga pelvic dimana nantinya disintegrasi. Kadang-kadang jumlah darah yang sedikit masuk ke rongga pelvic dari follicle yang meluruh yang bisa menyebabkan sakit yang disebut mittelschmerz pada waktu ovulasi (sakit bagian tengah pelvic)
Gejala-Gejala Yang Sering Muncul Setelah Ovulasi Dan Menjekang mens
• Mood yang kurang baik, tertekan
• Kecemasan , tegang
• Mudah marah, interpersonal conflict
• Perut terasa mual
• Fisik: payudara nyeri dan membengkak, pusing, kembung
• Bau badan tak sedap
• Perubahan nafsu makan
Hubungan Ovulasi Dan Fertilitas
Menstruasi adalah luruhnya dinding endometrium jika sel telur (ovum) tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi normal adalah 21-35 hari, lamanya rata-rata 2-7 hari dengan jumlah darah per hari sekitar 60 cc. Sedangkan ovulasi adalah waktu dimana keluarnya sel telur (ovum) dari folikelnya, biasanya terjadi pada siklus haid yang normal waktunya 2 minggu menjelang haid yang akan datang. Ovulasi berlangsung hanya 24 jam dalam tiap bulannya.
Seseorang dikatakan fertil atau subur apabila terjadi pembuahan sel telur oleh sperma. Tentu saja siklus menstruasi sangat menentukan apakah seseorang ovulasi atau tidak. Pada seseorang yang siklus haidnya normal saja terjadinya ovulasi sekitar 85 %. Pada siklus abnormal tentu saja makin sulit terjadi ovulasi. Pada saat setelah melahirkan seseorang bisa saja terjadi amenore (tidak haid) selama beberapa waktu jika dia menyusui secara eksklusif, hal ini disebabkan tingginya hormon prolaktin yang menekan ovulasi dan menstruasi. Namun jika seorang ibu menyusui mengalami haid atau perdarahan setelah nifasnya bisa saja sudah terjadi ovulasi karena prolaktinnya sudah tidak cukup lagi untuk menekan ovulasi. Ini yang sering tidak disadari karena mungkin ibu tersebut tidak menyangka bahwa dia sudah mengalami ovulasi walaupun masih menyusui.

Kegiatan SCORE

SINOPSIS KEGIATAN

NAMA KEGIATAN SCORE GOES PUBLIC LEVEL 1

TUJUAN
meningkatkan kualitas anggota SCORE dalam bidang riset dan aplikasinya

PELAKSANAAN Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Selasa, 29 maret 2011, Pukul 04.00-06.00

Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Gedung A.4.1. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
ORGANISASI SCORE (Standing Comitte On Research Exchange)

BENTUK KEGIATAN Metode kegiatan :
Membentuk sebuah kegiatan seminar/mini-lecture semi informal

Strategi kegiatan :
1. Sambutan dari SCORE CIMSA
2. mini lecture
3. sesi tanya jawab
4. Penutupan dan games
Indikator Evaluasi Evaluasi Hasil berdasarkan tujuan
Kegiatan ini diikuti oleh minimal 15 orang anggota SCORE CIMSA Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Evaluasi Metode Pelaksanaan Kegiatan
Anggota SCORE CIMSA FK UNPAD aktif dalam mengikuti setiap kegiatan acara SCORE GOES PUBLIC LEVEL 1

Target Seluruh anggota SCORE CIMSA Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Contact Person M. lucky
Hp : 081281576413 E-mail : pandarenmaster@yahoo.com

Gufi George Stefanus
Hp : 085692448500 E-mail : pejantan_tambunz@hotmail.com

Tujuan
meningkatkan kualitas anggota SCORE dalam bidang riset dan aplikasinya

Metode Kegiatan
Membentuk sebuah kegiatan seminar/mini-lecture semi informal kepada anggota SCORE CIMSA FK UNPAD

Strategi Kegiatan
a. Sambutan dari SCORE CIMSA
b. mini lecture
c. sesi tanya jawab
d. Penutupan dan games

Target
Seluruh anggota SCORE CIMSA Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Indikator Evaluasi
1. Kegiatan ini diikuti oleh minimal 15 anggota SCORE CIMSA Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

2. Anggota SCORE CIMSA FK UNPAD aktif dalam mengikuti setiap kegiatan acara SCORE GOES PUBLIC LEVEL 1

Waktu dan Tempat Kegiatan
Hari : Selasa
Tanggal : 29 Maret 2011 , Pukul 04.00-06.00
Tempat : Gedung A.4.1. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Susunan Acara
selasa 29 Maret 2011
WAKTU KEGIATAN
04.00 – 04.15 Persiapan + sambutan
04-15 – 05.15 Mini lecture
05.15 – 05.30 Sesi tanya jawab
05.45 - 06.00 Penutupan + Games
BAHAN MINI LECTURE


SASARAN UTAMA DIADAKAN MINI LECTURE :
MINI LECTURE DIMAKSUDKAN UNTUK PERSIAPAN UNTUK PENELITIAN SCORE GOES PUBLIC LEVEL 2
(PENELITIAN OBSERVASI ANALYTIC DARI PROGRAM KERJA SCO LAIN)
melakukan riset kuantitatif analytic dari program kerja sco lain salah satu contoh program yaitu SCORA BACK TO SCHOOL, kegiatan itu merupakan kegiatan seminar dari scora tentang ilmu kesehatan reproduksi dan pencegahan AIDS
kita sebagai SCORE meneliti kegiatan mereka , dengan beberapa pertanyaan,
apakah ilmu yang diajarkan oleh scora tersampaikan dengan baik kepada murid sma?. apakah ilmu yang didapat diaplikasikan dalam dunia kehidupan sehari-hari?
dan apakah ilmu yang didapat berguna bagi mereka?
apakah ilmu yang didapat mereka ingat atau lupakan sejalan dengan waktu?
mungkin dapat dilakukan COHORT PROSPECTIVE STUDY dengan penyebaran KUESIONER
dan nantinya hasilnya akan dipublikasikan dalam bentuk paper atau poster
kesimpulan : seminar mini lecture nanti yang akan dibahas adalah yang berhubungan dengan kegiatan penelitian dari sebuah kegiatan dan efeknya terhadap peserta

DAN JUGA DIPERSIAPKAN UNTUK PERSIAPAN
SCORE GOES PUBLIC LEVEL 3
(PENELITIAN KUANTITATIF DI LINGKUNGAN KAMPUS FK UNPAD)
melakukan riset di dalam lingkungan kampus FK unpad. riset yang diharapkan adalah riset yang sederhana dan dalam bentuk statistika. dan nantinya hasilnya akan dipublikasikan di bulletin media CIMSA dan poster
seminar mini lecture nanti yang akan dibahas adalah bagaimana cara melakukan penelitian kuantitatif di lingkungan kampus FK UNPAD

semoga dengan lampiran ini dokter dapat membantu proses kegiatan di dalam organisasi ini, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf apabila ada salah kata.

Konsep Mading Kamus 2010

Konsep:
Motivation Letter
Kedokteran Islam
Warna sesuai tema yang ditentukan
Logo kamus 2010
Penggantian 2 minggu sekali
Hot Newss
Profil Mahasiswa
Kolom bebas

Opini Publik

Opini publik, siapa yang tidak kenal dengan hal yang satu ini. Sampai saat ini kita sendiri masih mengetahui bahwasanya dunia ini dikendalikan oleh opini publik. Pandangan mata dunia terhadap suatu permasalahan merupakan pandangan dari opini publik itu sendiri. Namun haruskah kita berpikir bahwa opini publik lah yang mengendalikan dunia, tentu saja tidak. Sebenarnya opini publik juga merupakan suatu hal yang dikontrol oleh hal lain. Itu yang kita sebut dengan manajemen opini publik.

Siapa yang anti-mega. Siapa yang merasa Soekarno sebenarnya tidak pantas menjadi Presiden RI. Semua hal di atas sebenarnya merupakan suatu hasil dari manajemen opini publik.

Manajemen opini publik terbagi dua. Propaganda dan kampanye. Kampanye didefinisikan sebagai tindakan komunikasi terencana yang bertujuan memberikan efek tertentu pada sejumlah besar publik, dilakukan secara berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu.Sedangkan propaganda mengandung definisi proses penyebaran pesan secara sistematis yang bertujuan utk mengubah pandangan, pendapat, sikap & tingkah laku publik, menggunakan tanda/tindakan.

Perbedaan propaganda & kampanye

Aspek Propaganda Kampanye

Sumber Selalu jelas Cenderung samar-samar
Waktu Terikat; dibatasi waktu Tidak terikat waktu
Sifat gagasan Terbuka untuk diperdebatkan Tertutup dan dianggap mutlak benar
Tujuan Tegas spesifik & Variatif Umum
Modus penerimaan pesan Sukarela, persuasif Melibatkan paksaan
Sifat kepentingan Kedua belah pihak Sepihak
Modus tindakan Ada kode etik Tdak ada aturan etik


Propaganda maupun kampanye memiliki banyak tehnik dalam penyampaiian pesannya. Sebagai contoh propaganda memiliki tehnik streotip yang membahasa isu terorisme Islam, dan testimonial yang membahasa tentang kesuksesan suatu hal (contoh: 5 tahun Kesuksesan SBY).

Suatu contoh propaganda dapat kita lihat pada Iklan shell yang merupakan produk bahan bakar International yang menampakkan dan memperlihatkan aspek cinta lingkungan pada iklan-iklan mereka. Selain itu ada juga produsenrokok Indonesia (Djarum Super) yang menjadi sponsor-sponsor dalam acara olahraga di Indonesia.



Tujuan/misi
Pilihan isu
Analisis Khalayak
Kredibilitas Sumber
Daya tarik bagi kepentingan pribadi
Kejelasan pesan
Penentuan waktu & konteks


Organisasi
Osis, Senat, BEM, itu merupakan beberapa dari berbagai macama organisasi yang ada. Organisasi dapat dilihat pada seluruh jenjang kehidupan, mulai dari Sekolah dasar, hingga para lansia pun masih banyak berorganisasi. Namun tahukah kita apa sebenarnya organisasi itu? Untuk apa sih kita berorganisasi.
Organisasi adalah sekelompok individu yang memiliki tujuan yang sama dan membentuk sebuah ikatan struktural yang diketuai oleh seorang pemimipin. Jadi organisasi itu adalah kumpulan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama. Ada juga yang menciptakan akronim yang baik untuk organisasi, yaitu TEAM= Together Everyone Achieve Miracle (kerenn euyy \(^-^)/ ).
Organisasi yang baik tentulah harus memiliki regulasi yang baik, yaitu komunikasi, kontrol, dan regulasi.
Sebenarnya gimana sih agar organisasi itu dapat mencapai tujuan yang diharapkan? Ya tentu saja kita harus dapat menganalisis SWOT kita. Apa itu SWOT? SWOT adalah Streght (kekuatan). Weakness (Kelemahan), Opportunity (Kesempatan), Thread (Tantangan). Dengan kita menganalisis SWOT dan menjalankannya dengan baik, diharapkan cita-cita organisasi dapat tercapai.
Apa sih yang menjadi penghambat paling utama dalam berorganisasi? Harusnya kita semua sudah mengetahuinya, ya konflik lah jawabannya. Konflik dalam suatu organisasi bukanlah suatu hal yang ganjil. Konflik dalam organisasi adalah hal yang wajar asalkan kita tahu cara mengatasinya. Bagaimana sih caranya?
Pertama-tama kita harus mengetahui apa sih masalah kita sebenarnya. Langkah kedua adalah menemukan bibit konflik, memupuk budaya konstruktif, dan memanen silaturrahmi. Setelah itu kita coba hilangkan penyebabnya dengan menggunakan kita faktor, yaitu skill, knowledge, dan attitude. Lalu setelah penyebabnya hilang, maka konflik pun teratasi.
Terakhir yang ingin saya tekankan adalah bahwa organisasi itu membutuhkan pemimpin. Maka oleh dari itu, seorang pemimpin haruslah Know the ways, Lead the ways, dan Show the ways.

Teingkyuuu :D

FULDFK

FULDFK, Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakulktas Kedokteran. Nama yang sudah tidak asing lagi di telinga para anggota LDF manapun. Namun tahukah kita organisasi sebesar FULDFK rupanya bergerak dari sangat bawah (0), dan dapat mencapai sebesar ini hanya dalam waktu 5 tahun.
Karena munculnya pemikiran tentang posisi mahasiswa FK yang strategis dalam bidang dakwah,

Kedokteran Islam

Kedokteran Islam

Kedokteran Islam adalah sebuah hal yang sering terdengar pada akhir dekade ini. Mulai dari tibunnabawi, manfaat madu, bekam, dan sebagainya. Namun tanpa kita sadari praktik kedokteran Islam sudah mulai dari masa Nabi Muhammad SAW dan berlangsung hingga saat ini.
Terus mungkin terlintas di benak kalian. Apa sih bedanya praktik kedokteran Islam dengan praktik kedokteran pada umumnya. Ya, itu memang pertanyaan yang kerap ditanyakan di berbagai kesempatan jika ada wacana tentang kedokteran Islam. Mungkin ada yang mengatakan bahwa praktik kedokteran Islam hanyalkah upaya sekulerisasi dari pihak asing untuk membatasi perkembangan kedokteran Islam, namun ada juga yang mengatakan bahwa kedokteran Islam memang berbeda dengan kedokteran modern.
Definisi di atas tergantung bagi tiap-tiap individu untuk menentukan apakah kedokteran Islam berbeda dengan kedokteran modern atau tidak, yang jelas atau secara pastinya kedokteran Islam memiliki paradigma tersendiri.
Kedokteran Islam memegang prinsip bahwa segala penyakit yang memberikan adalah Allah, bukan virus, bakteri, dan agen patologis lainnya. Segala penyakit juga disembuhkan oleh Allah, bukan dokter yang yhebat, obat yang ampuh, dan juga gaya hidup yang sehat. Hal-hal di atas hanya merupakan usaha-usaha kita dalam menjaga kesehatan kita, tapi semuanya kembali kepada Allah.
Mengenai kedokteran Islam itu sendiri, kedokteran Islam adalah segala macam upaya kesehatan yang dilakukan individu maupun kelompok yangtidak bertentangan dengan Al-Quran dan hadits.
Sering kali pikiran kita tersempitkan dengan memandang kedokteran Islam hanya sekedar tibun nabawi (pengobatan ala nabi), madu, bekam, dan habuttssauda. Padahal kedokteran Islam tidak hanya sebatas itu. Jika kita merangkak dari definisi kedokteran Islamt dapat kita dapatkan bahwa kedokteran Islam lebih dari itu. Pemerataan kesehatan, akses obat yang optimal, pengobatan bagi yang tidak mampu juga sesungguhnya merupakan bagian dari praktek kedokteran Islam itu sendiri.
Model kedokteran Islam yang dirumuskan oleh dr. Hilmi lulusan Ui sebagai berikut. Kedokteran Islam dibagai menjadi 5 aspek yaitu: aqidah, ahlak, fiqih, sirah, dan kafaah.
Aspek aqidah artinya kita berusaha meningkatkan pemahaman tauhid dan level keimanan melalui ilmu kedokteran. Melalui upaya mengungkap hikmah kesehatan dari setiap ibadah, mengkaji berbagai isyarat kedokteran dalam quran dan sunnah, dst. aspek aqidah ini akan terkaji. Ketika berbicara mengenai aspek akhlaq, kita mengkaji seperti apa seharusnya etika praktik kedokteran yang sesuai islam itu dilakukan oleh para dokter muslim. Dalam aspek Fiqih, kita mengkaji hukum halal/haramnya suatu tindakan medis (kontemporer) dari kacamata syari’ah. Dari sisi shirah, kita belajar dan mengambil hikmah dari praktik pengobatan di masa nabi dan para sahabat, serta periode emas kedokteran islam, sehingga dapat kita terapkan di masa sekarang untuk kembali mencapai puncak kedokteran islam. Dan dari sisi kafa’ah, kita berupaya mendorong peningkatan kompetensi para dokter muslim, baik dari sisi medis dan non medis agar memiki kualifikasi yang mumpuni untuk melakukan praktik kedokteran secara maksimal.
Permasalaha yang lain adalah bagaimana sistim kedokteran Islam ini diterapkan. Hingga saat ini implementasi kedokteran Islam hanya terbatas pada ranah individu ataupun kelompok saja (rumah sakit). Maka perlu jugalah diterapkan sistem kedokteran Islam ini pada ranah sistem kesehatan di Indonesia. Sistem kesehatan nasional perlu diimplementasikan dalam enam subsistem. Subsistem tersebut adalah:
1. Upaya kesehatan
2. Pembiayaan kesehatan
3. Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan
4. Farmasi, Alat, dan Makanan
5. Pemberdayaan Masyarakat
6. Manajemen kesehatan dan Informasi
Jika keenam subsistem tersebut diterapkan dengan baik dengan prinsip-prinsip dari sistem kedokteran Islam, maka diharapkan meningkatnya sistem kesehatan kita dan tersedianya akses pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
“Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran Itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus. (QS.22:54)

“Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan pengetahuan mereka. Adakah kalian suka jika Allah dan Rasul-Nya didustakan?” (HR.Bukhari)

Kita sebagai mahasiswa kedokteran, tentulah dapat melakukan banyak hal. Walaupun kita belum menjadi seorang dokter yang sudah sapat mepraktekan dan mengimplementasikan kedokteran Islam secara langsung, dan kita juga bukan menteri Kesehatan yang dapat menetapkan dan mengubah sistem kesehatan, tapi kita masih tetap dapat melakukan banyak hal




SENAT MAHASISWA SATU HATI



SEMUA ORANG MEMPUNYAI FORMULA HIDUP MASING-MASING, DAN AKUPUN MEMPUNYAI FORMULA HIDUP KU SENDIRI. SELAMA FORMULA HIDUP YANG KITA GUNAKAN DAN KITA ADALAH DALAM HAL KEBAIKAN, ITU TERMASUK USAHA. MANUSIA HANYA BISA MELAKUKAN USAHA, NAMUN TUHANLAH YANG MENENTUKAN. LAKUKAN LAH YANG TERBAIK, DAN SERAHKANLAH HASIL AKHIRNYA PADANYA DIKARENAKAN SEGALA SESUATU ADALAH KETETAPANNYA. APAPUN YANG DIA PUTUSKAN PADA AKHIR USAHA KITA SELAMA KITA TELAH BERUSAHA MAKSIMAL, ITULAH YANG TERBAIK.

My Curriculum Vitae

Curriculum Vitae

Nama: Muhammad Shanan Asyi
Tempat tanggal lahir: Banda Aceh, 30 Januari 1993
Jenis Kelamin: laki-laki
Anak ke: 2 dari 3 bersaudara
Nama orang tua: Dr. H. Muhammad Andalas SpOG
Yasthina Ratu SE
Alamat: Jl Sukagalih Kecamatan Sukajadi Bandung Jawa Barat
Riwayat Pendidikan: TK Al – Ikhlas Padang 1997-1998
SD Adabiyah 2 Padang 1998 – 1999
MIN 1 Banda Aceh 1999-2004
MTsN Model Banda Aceh 2004-2007
SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh 2007-2010
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran 2010-attending
Email: shanan_az@yahoo.com
Hanphone: 085277539788
08988346622

Riwayat Organisasi:
Staff at Seksi Pendidikan OSIS SMAN 10 Fajar Harapan 2008-2009
Chief at Divisi Jurnalistik ROHIS SMAN 10 Fajar Harapan 2008-2009
Staff at Departement Networking IT Community SMAN 10 Fajar Harapan 2008-2009
Staff at SCORE CIMSA Local FK UNPAD 2010-Attend
LO ISMKI at Seksi Hubungan Luar 2011-Attend
Staff at Divisi Medis Asy-Syifa 2011-Attend
Member at Science and Research Center 2011-Attend
Member at Medicinus 2011-Attend
Staff at Media Massa Medical Muslim Brotherhood 2010 2011-Attend

Riwayat Kepanitiaan:
Staff at Seksi Keamanan MARS (Peringatan 1 Muharram) tingkat Provinsi 2008
Staff at Seksi Keamanan EMOTION (Peringatan Maulid) 2009
Staff at Seksi Keamanan Lailatur Risalah (Perpisahan Generasi V) 2009
Chief at Seksi Transportasi Magang Day 2010
Staff at Divisi Logistik CENESTESIA 2010
Staff at Seksi Konsumsi Balai Pengobatan dan Sunatan Massal di IPDN 2011
Staff at Seksi Konsumsi SPECTRIN tingkat nasional 2011

Seminar yang telah diikuti
Seminar Biodiversity tingkat nasional 2010
Bulan Profesi PA, Pat Klin, dan Forensik 2010
Seminar nasional SPECTRIN 2011

Prestasi yang telah diraih:
1. Juara III Olimpiade Biologi kota Banda Aceh 2008
2. Juara I Olimpiade Biologi prov. NAD 2008
3. Peserta Olimpiade Sains Nasional Biologi 2008
4. Juara Harapan II Essay Injection FK Unsyiah prov. NAD 2008
5. Juara II Cerdas Cermat Reproductive Health prov. NAD 2009
6. Juara I Olimpiade Biologi kota Banda Aceh 2009
7. Semifinalis Cerdas Cermat LBFT prov. NAD 2009
8. Juara Harapan I Olimpiade Biologi prov. NAD 2009
9. Purna Paskibraka Indonesia prov. NAD 2009
10. Semifinalis LCTB IPB nasional 2009
11. Finalis IBSC FB UGM nasional 2009.
12. Juara II Lomba karya Tulis prov. 2010
13. Juara II Lomba Cerdas Cermat MIPA prov. 2010
14. Mahasiswa Berprestasi SMAN 10 Fajar Harapan 2010
15. Rangking II kelas SDN Adabiyah Padang Kelas I Caturwulan II
14. Rangking II kelas SDN Adabiyah Padang Kelas I Caturwulan III
15. Rangking III kelas MTsN Model Banda Aceh Kelas II Smester I
16. 10 besar kelas SDN Adabiyah Padang
17. 10 besar kelas MIN I Banda Aceh
18. 10 besar kelas MTsN Model Banda Aceh
19. 10 besar kelas SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh
20. Juara I Futsal Transformer 2010
21. Juara I Tim Sepak Bola SMAN 10 Fajar harapan 2009
22. Juara II Bulu Tangkis SMAN 10 Fajar Harapan 2010

Riwayat Delegasi:
Ketua Delegasi FK UNPAD pada Muslim Managerial adand Leadership Camp (MMLC) Nasional pertama di Unjani