WELCOME 3:)

LETS ROCK WITH THE WORLD
MAKING WORLD KNOW WHO US
and SHOWING REASON for OUR EXISTENCE

Total Pageviews

Saturday, December 4, 2010

Pergaulanku Masa Depanku

vvbg Tema : Menjaga Alat Kesehatan Reproduksi
Subtema : Gaul tanpa HIV dan AIDS

PERGAULANKU, MASA DEPANKU

Berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era global ini tidaklah mengesampingkan berbagai permasalahan yang ada. Masih banyak masalah-masalah yang menjadi tanggung jawab bangsa ini, salah satunya adalah pergaulan. Pergaulan menjadi masalah yang terus diperbincangkan dan menjadi topik hangat pada akhir dekade ini. Pergaulan yang secara kasat mata terlihat simple sebenarnya memiliki berbagai realita yang rumit.
Apakah itu pergaulan? Pentingkah itu pergaulan? Pertanyaan yang selalu muncul di benak kita. Pergaulan adalah bentuk perilaku sosial antara dua orang atau lebih yang saling berinteraksi satu sama lain. Pergaulan merupakan kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial. Pergaulan juga dapat menunjang kehidupan manusia. Manusia dapat memperoleh masa depannya, pengalamannya, dan kesejahteraan hidupnya dengan bergaul. Dalam pergaulan sehari–hari dikenal pergaulan yang bersifat positif dan pergaulan yang bersifat negatif. Pergaulan yang bersifat positif adalah pergaulan yang sesuai dengan norma-norma agama dan norma–norma sosial. Pergaulan yang bersifat positif dapat meningkatkan pola pikir yang sehat dan kinerja yang baik. Sedangkan pergaulan yang bersifat negatif merupakan kebalikan dari pergaulan yang bersifat positif yaitu menimbulkan pola pikir yang tidak sehat dan kinerja yang buruk.
Pelajar merupakan salah satu komunitas sosial yang rentan akan pengaruh pergaulan, baik itu pergaulan yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Pergaulan yang bersifat positif dapat dilihat dari keseharian para pelajar yang bersama-sama mengejar prestasi. Pelajar dapat mengukir prestasi dalam berbagai bidang seperti Olimpiade Sains, KIR, olah raga, dan lain-lain. Pergaulan yang sehat telah mengangkat pola pikir mereka sehingga membentuk daya saing yang sehat pula. Dan itu menimbulkan rasa ingin mengukir prestasi di kalangan para pelajar tersebut. Disamping itu, pergaulan juga membuat para pelajar yang sedang mengukir prestasi untuk tetap konsisten di jalan mereka. Ini disebabkan adanya dukungan dari teman yang baik yang membuat mereka termotivasi untuk terus mengukir prestasi mereka.
Pergaulan yang bersifat positif juga dapat dilihat dari organisasi–organisasi yang ada di kalangan pelajar saat ini baik organisasi intrasekolah maupun antarsekolah. Sebutlah OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) dan ROHIS (Rohani Islam) sebagai contoh organisasi intrasekolah lalu IT Community sebagai contoh organisasi antarsekolah. Bukan hanya dalam ruang lingkup sekolah atau pendidikan formal. Di lingkungan luar sekolahpun tampak bentuk pergaulan yang bersifat positif. Seperti berteman dengan anak lingkungan sekitar tempat tinggal, ataupun berteman secara online dengan anak yang tempat tinggalnya jauh. Namun berteman dengan anak di luar lingkungan sekolah bukanlah berarti kita dapat berteman dengan siapapun, kita juga harus memilih-milih teman. Karena bukan hanya pergaulan yang bersifat positif yang bisa kita dapatkan tetapi juga pergaulan yang bersifat negatif. Akibat dari berbagai contoh pergaulan positif tersebut dapat menciptakan pelajar-pelajar yang siap meneruskan masa depan guna membawa nama Indonesia dan Aceh khususnya menjadi lebih baik nantinya dan dapat mengabdi serta berbakti kepada bangsa dan negara.
Walaupun pergaulan bersifat positif menyebar luas di kalangan pelajar, namun bentuk lainnya, yaitu pergaulan yang bersifat negatif juga tidak kalah dominan. Memang pergaulan yang bersifat negatif tidak tampak secara langsung di kehidupan para pelajar. Pergaulan ini biasanya bersifat sembunyi-sembunyi dan terkesan seolah-olah tidak ada. Itu semua dilakukan untuk mempertahankan citra pergaulan di mata masyarakat. Padahal pada kenyataannya itu sudah menjadi bagian dari gaya hidup pelajar Indonesia. Mungkin para pelajar bersaing dan belajar secara sehat di sekolah. Tetapi selepas dari sekolah mereka dapat dengan mudahnya melakukan hal–hal yang melanggar dari kode etik kesopanan maupun kode etik agama. Mungkin ada yang dapat kita lihat secara jelas seperti tawuran. Namun yang jauh lebih bermasalah ialah perbuatan yang tidak tampak secara langsung. Ini juga masih merupakan topik hangat yang masih sering diberitakan di media cetak maupun media elektornik saat ini yaitu Seks bebas dan penggunaan NAPZA.
Seks bebas atau free seks ialah hubungan seks yang dilakukan oleh seorang pria dengan seorang wanita di luar ikatan pernikahan. Seks bebas juga merupakan bentuk perilaku yang menyimpang dari norma agama maupun norma sosial. Seks bebas melanggar nilai-nilai budaya dan nilai-nilai sosial masyarakat Indonesia. Seks bebas dulunya merupakan sesuatu yang dianggap tabu dari pergaulan kita. Tetapi dewasa ini, seks bebas sudah menjadi hal yang sangat lazim di kalangan pelajar. Pergaulan saat ini menghalalkan seks bebas dan semua hal yang dianggap dapat memperindah pergaulan tersebut. Seks bebas sudah menjadi ikon pergaulan masyarakat Indonesia. Tidak gaul namanya pergaulan tanpa adanya seks bebas. Bahkan seseorang malah dijauhi dari komunitas pergaulannya ketika dirinya menolak melakukan seks bebas. Hasil survei yang dilakukan di 4 kota besar (Jabotabek, Bandung, Surabaya, dan Medan) menyatakan bahwa sesuai norma yang dianut, 89 % remaja tidak setuju seks pranikah, namun kenyataannya 82 % remaja punya teman yang telah melakukan seks pranikah, sekitar 66 % remaja punya teman yang hamil di luar nikah (hasil penelitian DKT Indonesia 2005). Badan Kesehatan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat menyatakan 63 % remaja Indonesia telah melakukan seks bebas (hasil penelitian BKKBN Pusat 2008). Hal tersebut merupakan angka yang sangat besar mengingat Indonesia merupakan negara tebanyak yang penduduknya beragama Islam, dan Islam sangat melarang keras seks bebas. Walaupun sedemikian buruknya seks bebas di kalangan pelajar kita, seks bebas tidak dianggap perbuatan kriminal dalam hukum negara kita jika didasarkan atas suka sama suka.
Ada permasalahan yang jauh lebih besar yang dihadapi pergaulan anak Indonesia saat ini, dan ini juga merupakan salah satu bentuk dari perilaku kriminal, yaitu penyalahgunaan NAPZA. NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif. NAPZA adalah bahan/ zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan/ psikologi seseorang (pikiran, perasaan, dan prilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. NAPZA ada yang dapat memberikan manfaat dan ada juga yang dapat membawa keburukan. Contoh penggunaan NAPZA yang membawa manfaat seperti penggunaan morfin, lazimnya sebagai alat bius pada bidang kedokteran . Namun yang menjadi masalah yang akan diperbincangkan saat ini bukanlah penggunaan NAPZA yang memberikan manfaat, tetapi penggunaan NAPZA yang membawa dampak buruk. Yaitu penggunaan NAPZA yang memberikan efek melayang dan halusinasi pada pemakainya. Jumlah penyalahgunaan NAPZA diketahui 1,5 % dari penduduk Indonesia (3,2 juta), dimana kelompok remaja 78 % (20-29 tahun), dan 71,75 % adalah penyalahgunaan ganja. Potensi kerugian bangsa akibat penyalahgunaan narkoba diperkirakan sebesar Rp 207 triliun per tahun. Setiap hari 54 orang meninggal akibat penyalahgunaan NAPZA, dari 54 orang yang meninggal 80 % diantaranya adalah usia remaja (BNN, Mei 2006). Mula mula hanya bermula dari seseorang pada suatu komunitas, hingga menyebar ke seluruh sistem pada komunitas tersebut. Penggunaan NAPZA menyebar dari satu orang ke orang lainnya, dari satu sekolah ke sekolah lainnya, bahkan dari satu daerah ke daerah lainnya. NAPZA merupakan kebutuhan hidup bagi pelajar yang sudah terikat oleh efek candunya. Banyak pelajar yang menggunakan NAPZA sebagai pelepas stres, penambah inspirasi, maupun sebagai gaya hidup dari pergaulannya. NAPZA bukan hal yang mudah untuk berhenti daripadanya karena sekali kita mencoba, mungkin kita tidak dapat berhenti darinya. Efek candu pada NAPZA membuat ketergantungan yang sangat kuat pada pemakainya. Dan yang lebih buruk adalah efek yang ditimbulkan dari NAPZA. NAPZA mempengaruhi kesehatan secara fisik, maupun secara kejiwaan/ mental. NAPZA dapat merusak sel saraf dan beberapa organ tubuh, dan dapat mengganggu kejiwaan pemakainya. Orang yang menggunakan NAPZA tampak pucat, kurus, dan bertingkah seperti orang gila. Namun walaupun demikian, sepertinya itu tidak menjadi masalah di mata para pelajar saat ini sehingga tanpa mempedulikan efeknya mereka dengan mudah mengkonsumsinya.
Dua perilaku buruk tersebut di atas yaitu seks bebas dan penggunaan NAPZA dapat membawa hal yang jauh lebih parah, yaitu dapat munculnya penyakit yang biasa disebut masyarakat sebagai penyakit kutukan Tuhan yaitu penyakit AIDS. AIDS adalah singkatan dari Aqcuired Immunodeficiency Syndrome. AIDS merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, yaitu HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh inang yaitu dengan menyerang sel THelper CD4 (salah satu jenis sel darah putih). Virus ini menyerang sel CD4 yang berfungsi untuk mempertahankan tubuh dari patogen (zat asing yang berbahaya) yang menyebabkan sel CD4 tidak dapat berfungsi lagi. Ini mengakibatkan patogen dapat dengan mudah masuk ke tubuh manusia tanpa adanya perlawanan dari sistem kekebalan tubuh, sehingga pengidap AIDS jadi rentan terhadap berbagai jenis penyakit. Penularan virus HIV dapat ditularkan melalui tiga cara yaitu melalui hubungan seks, penggunaan jarum suntik yang berlainan dan penularan dari Ibu terhadap bayinya. Dari tiga cara diatas dua diantaranya berasal dari perilaku menyimpang yang terdapat di kalangan pelajar. Kebiasaan pelajar melakukan seks bebas dan mengkonsumsi NAPZA dengan menggunakan jarum suntik yang sama dengan orang lain merupakan penyebab menyebarluasnya penyakit ini. Pelajar dengan mudahnya menjadi vektor (perantara atau pembawa) utama penyakit ini di Indonesia. Hasil survei menunjukkan dalam triwulan Januari hingga Maret 2009 dilaporkan tambahan kasus AIDS mencapai 854 kasus dan pengidap infeksi HIV mencapai 114, sehingga sampai saat ini penambahan selama triwulan pertama 2009 mencapai 986 kasus. Secara kemulatif pengidap HIV dan AIDS dari tanggal 1 Januari 1987 hingga 31 Maret 2009 terdiri dari HIV 6686 kasus, AIDS 16964 kasus, sehingga jumlah keseluruhannya mencapai 23632 kasus dengan kematian 3492 jiwa (hasil penelitian Dirjen Pengendalian Penyakit dan Pengendalian Lingkungan Depkes RI 2009). Inilah dampak dari semua bentuk pergaulan yang bersifat negatif yaitu dengan tersebarluasnya penyakit ini. Dan ini semua merupakan salah kita sebagai remaja karena tidak menjaga bentuk pergaulan kita.
Berbagai hal tersebut bukan hanya masalah yang menjadi tanggung jawab para remaja, tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia. Pemerintah dan seluruh masyarakat harus mengubah gaya pergaulan yang ada di masyarakat kita. Seks bebas, NAPZA, sekarang sudah menjadi bagian dari trend masyarakat kita, dan otomatis efek yang ditimbulkan dari gaya hidup tersebut ialah menyebarluasnya virus HIV dan AIDS. Untuk memberantas hal tersebut bukanlah hal yang gampang. Hal yang paling dasar yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan pendidikan dan kualitas hidup. Jangan hanya masyarakat kelas atas dan menengah saja yang mendapatkan pendidikan yang layak, tetapi juga masyarakat kelas bawah. Pemerintah harus meningkatkan kualitas dan mutu tenaga pengajar terutama di bidang kesehatan reproduksi di seluruh sekolah, sehingga sosialisasi masalah kesehatan reproduksi (sexual and reproduction health) dan juga tentang bagaimana pergaulan yang baik, cara bergaul, dan kepada siapa saja kita mesti bergaul dapat diterima masyarakat Indonesia dengan baik. Selain itu sosialisasi yang tidak kalah pentingnya ialah sosialisasi mengenai HIV dan AIDS. Yaitu seperti bagaimana cara penularannya, seperti apa dampaknya, bagaimana cara mencegahnya juga merupakan hal-hal yang perlu diberikan.
Selain hal tersebut di atas, yang harus ditingkatkan adalah ketaatan/ rasa kepercayaan masyarakat terhadap agama karena jelas-jelas semua Agama yang ada di Indonesia sangat mengatur pergaulan tiap-tiap penganutnya. Agama juga memberitahu apa-apa yang mesti dijauhi dalam pergaulan. Namun jika hal-hal diatas masih belum mampu mengubah perilaku sebagian orang akan pergaulan yang buruk, tentu saja pemerintah harus mengeluarkan cara lebih keras lagi, misalnya pembatasan jam keluar malam.

Secara umum dipahami pergaulan bebas berpotensi menyebabkan suatu penyakit menular seksual yang salah satunya sangat berbahaya yaitu HIV dan AIDS. Dan jika seks bebas ini bisa dihindari HIV dan AIDS dapat dicegah penularannya. Upaya lain menurunkan penularan penyakit tersebut juga bisa dengan penggunaan kondom, dan penggunaan jarum suntik sekali pakai, sehingga sebaiknya pemerintah dapat membagikan kondom gratis jika pergaulan masyarakat kita masih belum dapat terbebas dari hal tersebut.
Dari uraian diatas kita dapat melihat bagaimana bentuk pergaulan yang ada saat ini di kalangan remaja Indonesia. Pergaulan yang dulunya suci, sekarang telah ternodai dengan barang-barang dan perilaku haram. Lebih dari setengah remaja di Indonesia telah mengotori pergaulan mereka. Dan yang lebih lagi, mereka melakukannya bukan dengan perasaan berdosa, tetapi dengan perasaan bangga dan menganggap itulah gaul yang sebenarnya. Seks Bebas, NAPZA, dan HIV dan AIDS. Ketiga hal yang menyebar secara merata di seluruh pelosok Indonesia. Seperti memperlihatkan cerminan seperti apa kaum muda penerus bangsa saat ini. Dan sekarang semuanya kembali lagi pada diri kita. Manakah yang kita pilih, pergaulan yang bersifat positif yang meningkatkan daya kompetisi dan kompetensi yang sehat atau pergaulan yang bersifat negatif yang mencakup ketiga hal buruk (seks bebas, NAPZA, dan HIV dan AIDS) tersebut. Pergaulan yang baikkah atau pergaulan yang burukkah yang akan kita pilih? Ya pertanyaan itu hanya kembali ke diri kita masing-masing sebagai masyarakat Indonesia. Itu merupakan tugas kita sebagai seorang remaja untuk menjaga bentuk-bentuk pergaulan kita. Karena masa depan bangsa ini berada di tangan kita remaja.
Sebaiknya kita dari sekarang mulai mengubah perilaku pergaulan yang ada pada diri kita dan lingkungan kita. Dan dimulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu tentunya. Jika kita telah dapat merubah diri kita, selanjutnya kita ubah pola pikir teman kita, lalu lingkungan kita, dan terakhir seluruh masyarakat Indonesia, agar terciptanya pergaulan yang baik, bebas HIV, NAPZA, dan seks bebas, dan sesuai juga dengan norma agama dan kesopanan yang berlaku. Itu bukan hanya akan mengangkat kejahteraan rakyat kita, tapi juga mengangkat nama Indonesia di mata dunia. Pergaulan kita saat ini menentukan nasib pergaulan kita di masa yang akan datang dan juga nasib bangsa ini. Kitalah yang membawa nama bangsa ini kedepan. “Berjayalah terus kaum muda Indonesia”.
Biodata Penulis

1. Nama lengkap : Muhammad Shanan Asyi
2. Tempat tanggal lahir : Banda Aceh, 30 Januari 1993
3. Sekolah : SMA Negeri 10 Fajar Harapan BandaAceh
4. Universitas : Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran
no telp. 0651-7409840
5. No. telepon : (0651) 31174
6. Email : shanan_az@yahoo.com
7. Alamat lengkap : Jl. Taqwa no. 11 Kel. Keuramat Banda Aceh
8. Motto hidup : Hidup bukan hanya untuk sekarang tetapi untuk hari esok dan waktu yang akan datang
9. Prestasi yang telah diraih : 1. Juara III Olimpiade Biologi kota Banda Aceh 2008
2. Juara I Olimpiade Biologi prov. NAD 2008
3. Peserta Olimpiade Sains Nasional Biologi 2008
4. Juara Harapan II Essay Injection FK Unsyiah prov. NAD 2008
5. Juara II Cerdas Cermat Reproductive Health prov. NAD 2009
6. Juara I Olimpiade Biologi kota Banda Aceh 2009
7. Semifinalis Cerdas Cermat LCTB prov. NAD 2009
8. Juara Harapan I Olimpiade Biologi prov. NAD 2009
9. Purna Paskibraka Indonesia prov. NAD 2009
10. Semifinalis LCTB IPB nasional 2009
11. Finalis IBSC FB UGM nasional 2009.

No comments:

Post a Comment

Komentar yang banyak
Kritik dan saran diperlukan dalam pengembangan Blog ini agar menjadi lebih baik