WELCOME 3:)

LETS ROCK WITH THE WORLD
MAKING WORLD KNOW WHO US
and SHOWING REASON for OUR EXISTENCE

Total Pageviews

Friday, May 27, 2011

HHari Gizi Nasional

Hari Gizi Nasional, momen yang merupakan sebuah momen spesial yang diperingati oleh rakyat Indonesia. Momen dimana bangsa kita memperingati hari gizi yang merupakan suatu hal yang sangat esensial bagi bangsa ini. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah hari gizi nasional adalah hari untuk memperingati baiknya gizi rakyat Indonesia? Atau malah buruknya gizi rakyat Indonesia?
Sampai saat ini Indonesia masih dibilang sangat tertinggal dalam hal gizi. Berapa anak yang menderita busung lapar. Berbicara mengenai gizi dan makanan tak lepas akan selalu bertemu dengan topik masalah layanan kesehatan masyarakat yang berujung pada kesejahteraan di bidang kesehatan. Kesejahteraan rakyat masih saja menimbulkan polemic ditengah masyarakat. Munculnya beberapa kasus pelayanan kesehatan yang kurang layak, anak-anak yang mengalami defisiensi gizi, mahalnya biaya berobat dan harga obat dipasaran. Beberapa kasus yang muncul dimedia seringkali begitu memprihatinkan, jika kita sandingkan dengan kemewahan yang dinikmati oleh para penguasa negeri. Masalah ini begitu dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, dan dekat dengan lingkungan kita berada. Sebagai bahasan tulisan ini saya sajikan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2010 ( seperti yang dirilis oleh situs resmi kementrian kesehatan nasional dan dipaparkan oleh menkes 25/1/2011 dilansir oleh berbagai media nasional) sebagai berikut:
1. Sejumlah 35,7% atau lebih dari sepertiga anak Indonesia tergolong pendek atau pertumbuhan tingginya tidak sesuai dengan umur.
2. Tingkat prevalensi gizi kurang pada balita sebesar 17,9% atau diperkirakan sekitar 3,7 juta balita mengalami kekurangan gizi kurang dan gizi buruk. Angka ini mengalami penurunan daripada tahun 1990 di mana 31% balita mengalami gizi buruk,
3. Sekitar 14% balita ditemukan mengalami gizi berlebih. Hal inipun menimbulkan problem yang tak kalah besar. Kelebihan gizi dapat mengakibatkan kasus obesitas, gangguan fungsi jantung dan penyakit-penyakit degeneratif. Sebanyak 19,1% orang berusia diatas 15 tahun juga mengalami obesitas. “Gizi berlebih ini terdapat pada seluruh keluarga, baik miskin atau kaya. Sebanyak 13,7% keluarga miskin mengalami kelebihan gizi dan 14% pada keluarga kaya. Jenis kelamin dan pendidikan orang tua juga tidak berpengaruh terhadap kasus gizi berlebih ini.
Hal ini sangat memperihatinkan dimana kita dapat melihat bahwa 35,7 % anak Indonesia memiliki pertumbuhan yang tidak sesuai dengan usianya. Selain itu angka balita yang mengalami gizi buruk juga masih dalam jumlah yang sangat tinggi. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkanlah upaya yang baik dari sektor sistem kesehatan nasional. Masalah gizi perorangan dapat diselaikan hanya dengan dokter saja. Namun tidak begitu dengan masalah gizi masyarakat. Dibutuhkannya multidisplinary team dalam menanggulangi masalah ini.
Beberapa penyakit defisiensi gizi pada seserorang sudah dapat ditangai dengan tuntas, sehingga penderita penyakit tersebut dapat disembuhkan secara memuaskan. Pada penyakit yang sama yang terdapat pada suatu kelompok masyarakat akan sulit sekali untuk ditanggulangi secara tuntas dan memuaskan. Program penanggulangan tidak hanya cukup dengan upaya terapi dan pengobatan pasien, kerena setelah setelah disembuhkan dan kembali ke masyarakatnya, mereka akan datang lagi untuk berobat akibat penyakitnya kambuh. Hal ini akan terus berulang selama kondisi masyarakat yang menjadi dasar timbulnya defisiensi tersebut diperbaiki. Perbaikan ini merupakan perbaikan kondisi masyarakat yang menyeluruh. Tidak hanya faktor kesehatan tetapi juga meliputi faktor-faktor diluar sisi medik. Hal tersebut antara lain problema ekonomi, kesejahteraan, pendidikan, kebudayaan, dan kepercayaan.
Jika hanya menyandarkan pada upaya yang dilakukan kementrian kesehatan sebagai poros dalam upaya penanggulangan berbagai penyakit gizi masyarakat tentu sangat naïf. Tanpa kita sendiri sebagai masyarakat yang melek pengetahuan mau berpartisipasi. Berawal dari diri kita sendiri sebagai individu, anggota keluarga, masyarakat dan bagian elemen-elemen bangsa ini harus ikut andil dalam upaya ini. Kita semestinya memperhatikan setiap nilai gizi dari makanan yang kita konsumsi setiap hari, dan sepatutnya memberikan informasi yang tepat tentang pentingnya gizi kepada keluarga, dan masyarakat terdekat kita. Mengubah paradigma dan kepercayaan - kepercayaan seputar gaya hidup yang menyesatkan terkait masalah kesehatan dan gizi makanan. Sehingga tercipta sebuah masyarakat besar yang paham akan pentingnya pemenuhan gizi untuk memperbaiki tingkat kehidupan.

No comments:

Post a Comment

Komentar yang banyak
Kritik dan saran diperlukan dalam pengembangan Blog ini agar menjadi lebih baik