WELCOME 3:)

LETS ROCK WITH THE WORLD
MAKING WORLD KNOW WHO US
and SHOWING REASON for OUR EXISTENCE

Total Pageviews

Friday, June 22, 2012

Antara Idealisme dan Realita (Politik Kampus)

INi juga buat lomba yang udah deadline, karena udah deadline, buatnya sedikit aja deh :D

Antara Idealisme dan Realita


Idealisme, itulah kata yang sering didengar selagi mahasiswa. Masa dimana kita dijajal oleh segudang soft skill, dasar-dasar, dan kegiatan kemahasiswaan yang berguna untuk masa depan kita. Semua hal yang diberikan pada mahasiswa tersebut, semuanya berbentuk ideal. Ideal buat seluruh mahasiswa, serta ideal buat seluruh masyarakat.

Biasanya ketika kita baru masuk, kita disuguhkan sesuatu lingkungan yang baru. Sebut saja itu OSPEK dan MABIM. Pada OSPEK, masih mental kita saja yang ditempa, pada fase ini kita belum dijajal oleh idealisme. Namun pada saat MABIM atau Masa Bimbingan, idealisme mulai dipupuk. Mulai dari tridharma perguruan tingggi. 3 peran mahasiswa, serta soft skill dalam kehidupan sehari-hari dimasukkan disini.

Setelah selesainya mabim perjalan yang sebenarnya baru dimulai. Kita sudah diperkenankan untuk memilih mengikuti Unit Kegiatan Kemahasiswaan, bisa itu BEM, BPM, maupun UKM-UKM olahraga. Disinilah kita mengaplikasikan semua yang kita dapat pada masa MABIM. Disini juga pembelajaran yang sesungguhnya kita dapat. Kita jadi mengerti seperti apa cara bicara yang baik, jara berdiplomasi yang benar, cara menulis proposal, dan etika rapat.

Lalu jika kita telah naik tahun kedua, kita sudah bisa menjadi ketua-ketua organisasi. Dalam hal inilah politik baru dimulai. Baik ketika kita telah dipilih, maupun sebelum kita dipilih. Sebelum kita dipilih, kita dapat melakukan showing-off, mencari link yang banyaknya, serta menunjukkan kerja kita bagus dalam kepanitiaan. Dengan hal-hal demikian pemimpin sebelumnya, ataupun angota-anggota lainnya dapat memilih kita dalam Musyawarah.

Setelah terpilihpun kita masih dapat berpolitik, misalnya mengangkat orang sebagai staff atau kassie dari orang yang kita percaya. Ini memang politik, namun bukan sembarang politik. Inilah yang dinamakan politik bersih. Politik seperti inilah yang seharusnya ada dalam masyarakat. Politik ini akan mengangkat siapa yang paling kompeten untuk menjadi pemimpin. Siapa yang paling peduli untuk memegang amanah, dan siapa yang paling berkorban untuk memberikan kemashlahatan.

Namun sejatinya ini semua hanya idealisme. Idealisme yang ada ketika masa kita masih mahasiswa. Oleh karena itulah ini semua hanya berwujud idealisme. Bukan realita. Oleh karena itu jugalah masa mahasiswa selalu dikatakan masa dengan penuh idealisme, bukan masa realita.

Kalaupun kita melihat, memang sungguh mengherankan. Kenapa pemuda-pemuda yang dulunya hebat, ketika mereka naik ke atas, menjadi manusia-manusia kotor. Menjadi tikus-tikus pengerat, menjadi buaya-buaya penikam. Yang ada dipikiran mereka hanya keuntungan pribadi. Buakan keuntungan rakyat. Keuntungan partai, bukan kuntungan negara.

Mengapa?

Padahal dulunya mereka sama seperti kita. Mereka orang yang sibuk mengkritik pemerintah yang tidak benar. Mereka orang yang sibuk berdemo tentang kegoisan dan kekotoran pemerintah. Tapi mengapa pada akhirnya merek a sama saja? Apa yang menyebabkan ini semua?

Apakah masa teansisi ketika dari mahasiswa menjadi seorang politikus yang mengubah itu semua? Apa yang mereka dapat disana? Apakah mereka dipengaruhi, atau mereka diming-imingi, atau mereka merasa kalau mereka tidak mengikuti arus, maka mereka tidak akan sampai ke atas? Kalau demikian bukankah yang salah adalah pribadi mereka sendiri. Kegoisan mereka sendiri.

Jangan salahkan pemerintah jika demikian. Semuanya yang mengubah adalah kita, bukan mereka yang telah tua.

Oleh karena itu dari sekarang pupuk sebanyak mungkin idealisme kita, sehingga itu dapat menjadi realita. Bentuklah tim yang solid dengan teman-teman, tim yang akan mengubah dunia politik ini. Tim yang hidup dalam idealisme, tim yang peduli pada rakyat ini.

Jika sudah naik ke atas, lupakanlah masalah politik, lupakan masalah pencitraan. Sekarang di mata masyarakat, politikus hanya sebagai penipu, peraup untung pribadi, penghambur-hambur harta, orang yang lupa rakyat, serta orang yang rakus.

Jadi ketika telah diatas, buatlah suatu citra yang baru. Jadilah seorang birokrat, bukan politikus. Jika tetap menjadi seorang politikus, ciptakanlah parta yang bersih. Jangan masuk ke partai yang sudah ada sekarang, karena isinya hanyalah kekotoran semua.

Semua dimulai dari kita, agar idealisme, dapat disulap menjadi realita, agar Indonesia dapat disulap menjadi bangsa.

No comments:

Post a Comment

Komentar yang banyak
Kritik dan saran diperlukan dalam pengembangan Blog ini agar menjadi lebih baik